Lihat ke Halaman Asli

Sam Nugroho

Notulis, typist, penulis konten, blogger

Kenangan Masa Kecil Saat Ramadan yang Sulit untuk Dilupakan

Diperbarui: 2 April 2023   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Ikut Membangunkan Warga Sahur Keliling (dok. kompas.id)

Mungkin bagi sebagian besar orang, bulan Ramadan tidak hanya sekedar berpuasa mulai dari sahur hingga berbuka, sholat Tarawih dan ibadah lain saja melainkan juga mengulang kenangan masa kecil yang sangat menyenangkan ketika Ramadan. Momen tersebut juga sangat sulit untuk dilupakan bukan? Bahkan ketika diingat-ingat kembali cukup membuat kita heran, merasa konyol hingga tertawa geli sendiri.


Ini dia kegiatan-kegiatan yang hanya dapat  ditemui saat bulan Ramadan ketika masih kecil, mungkin salah satunya pernah sobat lakukan berikut ini?


1. Ikut Membangunkan Warga Sahur Keliling


Sobat pernah nggak punya pengalaman ikut teman-teman membangunkan warga di sekitar rumah untuk makan sahur? Momen membangunkan sahur sambil membawa kentongan atau alat musik dadakan ini biasanya menjadi kenangan tersendiri lho. Kebetulan daerah rumahku masih terbatas penerangan ketika itu, jadi biasanya anak-anak akan membawa obor yang sumbunya terbuat dari bonggol jagung yang sudah tidak terpakai untuk berkeliling.


Sepanjang perjalanan biasanya diselingi dengan candaan berupa sindiran, gelak tawa dan malah keasyikan bercengkerama. Tidak jarang di situ mereka juga langsung mengenakan sarung dan memakai peci atau songkok supaya bisa ke masjid setelah waktu sahur usai.


2. Jalan-jalan Setelah Sholat Shubuh


Salah satu agenda yang sering dilakukan saat kecil ketika Ramadan adalah jalan-jalan. Hal ini biasanya rutin dilakukan setelah sholat Subuh selesai agar tidak terlalu panas. Lokasinya bisa cukup dekat, tapi juga bisa jauh dari rumah. Tidak jarang diisi dengan bermain permainan tradisional seperti galasin, taplak gunung, lompat tali, kelereng, atau permainan ketangkasan lainnya.


Nah, buat yang tinggal di pedesaan khususnya, mungkin sobat juga pernah berjalan-jalan di pematang sawah atau di kebun setelah melaksanakan shalat di surau atau langgar. Bahkan, tidak jarang ada yang membawa kembang api untuk dinyalakan secara bersamaan di sepanjang perjalanan.


3. Mengikuti Sanlat (Pesantren Kilat)


Sesuai namanya pesantren kilat, jangka waktu pelaksanaannya bervariasi, mulai dari 2 hari bahkan sampai 1 minggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline