Lihat ke Halaman Asli

Sam Nugroho

Notulis, typist, penulis konten, blogger

Menyingkap Sejarah Republik Azerbaijan, Dari Lezatnya Dolma hingga Campur Tangan Armenia

Diperbarui: 20 Desember 2017   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wilayah yang dijadikan konflik senjata oleh Armenia atas Azerbaijan (Panoramio.com)

Republik Azerbaijan (bahasa Azeri: Azrbaycan Respublikas) adalah sebuah negara di Kaukasus yang terletak di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya. Berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Georgia dan Armenia di bagian barat, dan Iran di selatan (wikipedia.org). 

Mayoritas populasinya adalah Muslim Syiah dan turunan Turki barat, orangnya dikenal sebagai Azerbaijani, atau penduduknya disebut Azeri. Negara ini berbentuk Republik dan sistem pemerintahannya adalah demokrasi dengan peraturan yang terotoritasi kuat. 

Pada tahun 1873, sumber daya alam berupa minyak ("emas hitam") ditemukan di kota Baku, yang merupakan cikal bakal ibu kota Azerbaijan. Dari awal abad ke-20 hampir separuh cadangan minyak dunia negara ini disuling di kota Baku.

Sejarah Kemerdekaan Azerbaijan

Sejarah kelam dan perjuangan Azerbaijan meraih kemerdekaan sungguh berliku. Secara historis Azerbaijan telah dilindungi banyak bangsa dunia, termasuk bangsa Persia, Yunani, Romawi, Armenia, Arab, Turki, Mongol dan Rusia. Perjuangan dalam merebut kembali kedaulatan atas negara tersebut singkatnya secara tak terduga diawali pada tahun 1990 dimana orang-orang Azeri berkumpul untuk memprotes kekuasaan Soviet dan menuntut kemerdekaan atas tanah mereka. Tetapi secara brutal demonstrasi tersebut malah ditunggangi oleh campur tangan Soviet dalam peristiwa "Januari Hitam". Barulah pada tahun 1991, Azerbaijan berhasil memproklamirkan kemerdekaannya saat kekuasaan Uni Soviet jatuh atas Jerman.

Tidak berhenti di situ saja perjuangan Azerbaijan melawan pendudukan negara lain belumlah usai. Manakala di tahun-tahun pertama sedang mencicipi nikmatnya kemerdekaan tapi justru kembali direnggut dengan perang terhadap negara tetangganya sendiri yaitu Armenia dan gerakan separatis Armenia atas kawasan Nagorno-Karabakh. Meski ada gencatan senjata di tempat sejak tahun 1994, konflik Azerbaijan dengan Armenia belum juga terpecahkan atas wilayah yang didominasi orang Armenia tersebut.

Sejak akhir perang, Azerbaijan kehilangan kendali sekitar 14 - 16% wilayahnya termasuk Nagorno-Karabakh sendiri. Akibat konflik tersebut kedua negara menghadapi masalah serius seperti pengungsian dan orang telantar serta resesi ekonomi. Namun, mantan pemimpin Azeri Soviet Heydr liyev mengubah tatanan perekonomian di Azerbaijan dan mulai mengeksploitasi wilayah Baku yang kaya akan cadangan minyaknya, hingga akhirnya Azerbaijan terkenal seperti saat ini. Heyder Eliyev juga dinilai mampu membersihkan praktik perjudian dan dapat menekan angka pengangguran di negaranya.

Beliau juga menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Turki terkait pengambilan langkah damai atas konflik yang terjadi di Karabakh dengan Armenia. Namun, keadaan politik di Azerbaijan tetap tegang khususnya setelah Heydar Aliyev wafat. Tampuk kepemimpinan Azerbaijan diberikan pada putranya Ilham Aliyev dan otomatis secara langsung menyandang jabatan sebagai Presiden. Kekuatan oposisi Azeri tak puas dengan pergantian dinasti ini dan menuntut pemerintahan yang lebih demokratis. 

Kondisi terkini paska gencatan senjata

Dokumentasi azernews.az

Meskipun keduanya sudah mengadakan perjanjian penghentian gencatan senjata, namun bukan berarti konflik berhenti begitu saja. Di dalam wilayah Nagorno Karabakh konflik senjata antara pasukan Armenia dengan Azerbaijan masih terus terjadi. Pasukan Armenia banyak melakukan pelanggaran kemanusiaan terhadap warga Azerbaijan, tindakan ini banyak dikecam oleh masyarakat internasional.

Azerbaijan adalah negara sekuler dan telah menjadi anggota dari Dewan Eropa sejak 2001. Pada tanggal 25 Januari 2005, Uni Eropa lewat Parliamentary Assembly of the Council of Europe mengeluarkan Resolusi 1416 yang berisikan perintah kepada Armenia untuk menghentikan tindakan ethnic cleansing (pembersihan etnis) terhadap warga Azerbaijan dan berhenti menduduki wilayah Azerbaijan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline