Lihat ke Halaman Asli

Sam Nugroho

Notulis, typist, penulis konten, blogger

Serba-serbi Asah Asih Asuh Generasi Millenials

Diperbarui: 26 Oktober 2017   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: Rumah Produksi IFI Sinema

Pernahkan kita berpikir model pendidikan seperti apa yang cocok untuk anak?

Belajar dari pagi sampai sore di sekolah belum cukup? Anak-anak masih harus les private atau ikut bimbingan belajar hingga petang, mengerjakan PR hingga malam.

Bahagiakah mereka? Sepadankah pengorbanan mereka?

Kesalahan berpikir para Orang tua: Seringkali sudah cukup dengan mengikutsertakan anaknya dalam berbagai macam les kemudian akan melejitkan IQ anak. Percaya begitu saja pada jargon "Jurus kilat Pintar dalam Sekejap" dari penyedia jasa pendidikan model bimbingan belajar (bimbel) hingga mengambil cara-cara instan yang tidak rasional.

Dampak pada Anak: Anak jadi kehilangan waktu bermain yang malah berdampak pada terganggunya nilai akademis mereka, level depresi atau tingkat stres di usia muda meningkat, atau amit-amit anak akan tumbuh dalam kegagalan dan ketidakbahagiaan.

Hal ini sebagai gambaran sudah benarkan pola asuh anda para orang tua dengan dilema anak khususnya yang dialami oleh generasi milenial sekarang ini?

Seringkali anak dihadapkan pada situasi yang justru belum mereka pahami. Apa sebenarnya tujuan dan manfaat yang ingin orang tua mereka capai dengan mengikuti seabrek kegiatan di luar jam sekolah tersebut. Seringkali orang tua menganggap hal ini dalam rangka untuk mempersiapkan pendidikan yang terbaik buat si anak kelak sebagai bekal melanjutkan jenjang yang lebih tinggi nanti. 

Tapi bagaimana dengan pendidikan karakter mereka? Keadaan psikis, perilaku dan gejolak emosi yang mereka hadapi saat ini. Mengingat di usia mereka yang menginjak remaja banyak sekali perubahan yang terjadi secara drastis. Bahkan saat berada pada fase kritis saat memasuki masa pubertas. Seringkali orang tua lupa bahkan lalai kondisi mereka kerap rapuh (fragile) ketika menghadapi masalah.

Masalah-masalah seperti krisis kepercayaan diri, kritis norma dan etika, pemberontakan atas pengekangan sebuah aturan dan lain sebagainya. Tak jarang para remaja justru enggan untuk bercerita dan lebih memilih untuk diam dan menyembunyikan masalah yang sedang mereka hadapi. Dengan alasan agar tidak clashatau berbenturan dengan pemikiran orang tuanya. Mereka beranggapan bahwa orang tua mereka akan marah bahkan acuh saat dimintai saran, masukan atau pendapatnya.

Dok. Akun IG @mygenerationfilm

Film My Generation akan menjadi tontonan yang layak khususnya untuk para remaja dan orang tua. Sebagai gambaran bagaimana hubungan remaja jaman sekarang dan sikap para orang tua dalam menyikapi berbagai kompleksitas masalah mereka. Tak dapat dipungkiri lagi bergesernya gaya hidup moderen sekarang ini akibat berkembangnya era digital secara pesatnya sehingga melahirkan generasi millenials.

Sinopsis Film My Generation

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline