Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Reuni Migunani yang Seperti Apa Harusnya?

Diperbarui: 18 Juni 2023   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang pensiun juga perlu berkumpul reuni angkatan karyawan (dokpri)

Tidak terasa sebagian orang mulai suka reuni. Baik itu angkatan SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi. 

Namun selain sebagian merasa sungkan, repot, juga ada yang hanya mengisi reuni dengan bertemu, ngobrol, yang akhirnya bergibah,  makan-makan dan pulang pergi.

Akibatnya, bisa berdampak justru negatif. Ajang ghibah nasional. Perlu dipikirkan bagaimana reuni yang migunani.

1) Tidak sekedar silaturahmi 

Reuni yang migunani (bermanfaat) bukan sekedar silaturahmi. Benar, silaturahmi sendiri itu berguna. Dan akan lebih bermanfaat jika ditambahi agenda yang lebih produktif. Misalnya, kalau komunitas saya sendiri ada pengadaan hewan Qurban setiap tahun. Setiap alumni yang concern, urunan 1/7 biaya sapi.

Lokasinya bisa dipilihkan berganti. Dengan demikian, hampir setiap tahun setiap alumni punya ikatan. Meskipun hewan qurban yang disembelih ya hanya 1 ekor. Sebab, sebagian besar juga sudah berqurban di daerahnya masing-masing.

Namun dengan menargetkan minimal ada 1 ekor sapi diqurbankan, maka ada agenda rutin yang bisa dilakukan. Bukan sekedar bertemu dan ngobrol. Namun juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 

2) Berbagi dengan senior/bapak ibu guru/purna karya 

Reuni migunani juga bisa diisi dengan bakti sosial. Mengumpulkan donasi dari alumni yang peduli dan mampu, menggalangnya, dan membaginya. Bukan untuk pamer sukses, namun berbagi kado kebahagiaan. 

Bisa dengan nomenklatur "goody bag untuk purna karya", atau "kado buat teman sekitar".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline