Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Mengantri Makanan di Depan Masjidil Haram

Diperbarui: 30 Maret 2023   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beribadah dengan ceria (Dokpri) 

Menunaikan ibadah haji dan atau umroh, menjadi idaman bagi setiap muslim. Sebab selain memang salah satu dari Rukun Islam, Haji dapat dipastikan sebagai upaya utama mendekatkan diri kepada Allah SWT selaku Penguasa Alam Semesta.

Penguasa telah menunjuk Utusan-Nya, yakni Nabi Terakhir Muhammad SAW. Setelah itu, tidak ada lagi Nabi dan Rasul. Terbukti sampai sekarang tidak ada lagi Nabi dan Kitab Suci Baru.

Nah, Masjidil Haram ada banyak pintunya. Dan di halaman depan, sebagian ada restaurant dan pertokoan. 

Jadi kalau rehat sejenak, jamaah pada makan minum di hamparan halaman yang luas.

Jangan dibayangkan masjid mushola kita yang bahkan parkir saja susah.

Masjidil Haram punya luas lahan yang melebihi lapangan sepakbola.

Hotel bintang 5 sampai bintang 7 ibaratnya, sangking mewahnya, ada di hamparan kompleks Masjidil Haram.

Dulu pada waktu saya usia bocah, saya kira muslim itu miskin miskin dan tidak berpendidikan.

Setelah perjalanan waktu, apalagi memasuki kota Mekah, hamparan bukti kaya masyhur dan sejahtera sangatlah nyata.

Jangan mengira ada banyak kotak amal atau orang yang minta saweran donasi, sama sekali tidak ada.

Kalau pengemis, di situasi tertentu bukan di Mekah,  ada namun bukan orang lokal. Situasi tertentu sebab mengemis juga terlarang di kompleks masjid. Intinya gak ada kotak amal atau edaran donasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline