Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Temper Tantrum, Benarkah karena Anak Manja?

Diperbarui: 7 Desember 2022   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (SHUTTERSTOCK)

MENGAMUK, AKIBAT ANAK TERLALU DIPERHATIKAN

Berteriak. berguling. Tipikal temper tanrum. Anak manjakah?

Sita adalah seorang gadis kecil yang manis. Sayangnya, bila keinginannya tidak terpenuhi, ia suka menangis dan menjerit sambil mengguling-gulingkan badannya di atas tanah. 

"Tentu saja saya menjadi bingung sendiri," ungkap Nyonya R, ibu Sita yang terbilang berkecukupan dalam materi. 

Saat menangis sambil histeris, Sita begitu sulit ditangani kecuali sang ibu dan berjanji mengabulkan permintaan Sita.

Kasus yang sering terjadi juga pada anak seusia 2-4 tahun tersebut lazim disebut gejala amuk atau yang dikenal dalam ranah psikologi sebagai temper tantrum. 

Amuk merupakan manifestasi dorongan keinginan mandiri namun terhambat oleh berbagai sebab (misalnya kondisi fisik dan psikologis memang masih amat kecil), dan sikap negatif terhadap lingkungan sekitar.

Perilaku amuk dapat berupa menangis histeris, menahan nafas, membenturkan kepala ke dinding sambil melihat figur lekatnya (misal ibu), mengguling-gulingkan badan di atas tanah, melemparkan benda-benda yang berada di dekatnya, dan sebagainya.

Pelbagai Sebab 

Memang ada beberapa macam hal yang berpeluang menjadi penyebab, mengapa seorang anak mengamuk. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline