Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Misteri Jenazah Mutilasi di Imogiri

Diperbarui: 19 Oktober 2022   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama abdi dalem Kotagede (dokpri) 

MISTERI MUTILASI DI BAWAH ANAK TANGGA MAKAM IMOGIRI  (1)

Pernah mendengar Makam Raja Mataram Islam,  Imogiri Yogyakarta? Bagi para pelaku ziarah Wali Songo atau antropohistory, pasti sudah familiar. Selain di sana dimakamkan Raja Gung BInathoro Sultan Agung Honyokrokusumo Senopati Hing Ngalogo Khalifatulloh HIngkang Jumeneng Hing Tanah Jowo, juga menyipan misteri di antara tumpukan tangga yang kita titi manakala mau ke makam beliau.

Titian tangga yang menyimpan misteri. DI sana tulang belulang mutilasi jenazah pengkhianat Mataran dikuburkan.

Konon sengaja dikubur di anak tangga, biar diinjak-injak oleh peziarah sebagai hukuman atas kesalahan seumur hidupnya.

Namun, benarkan itu sebenarnya, adalah jenazah Joen Pieterzon Coen Gubernur Jenderal VOC yang dikabarkan tewas karena malaria, namun versi lain mengatakan bahwa ia ditangkap pasukan Mataram dan dimutilasi serta dimakamkandi anak tangga tersebut?

KISAH YANG TIDAK SELESEI

Silakan kembali menekuni wisata sejarah atau religi ke kompleks makam para raja Yogyakarta dan Surakarta di Imogiri, kecamatan Wukirsari, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ada banyak kisah misteri. Banyak makam raja, baik dari Solo atau Yogya, yang dikebumikan di Imogiri. Kalau ini mah sudah sewajarnya, karena memang lokasi tersebut adalah Kompleks Makam Raja Mataram.

Namun, pengunjung juga akan menemui misteri sosok terpancung tiga, jenazahyang dimutilasi,  di tangga Makam Imogiri. Apakah ngeri, atau bagaimana, ketika kita ziarah bersautan burung kedasih bernyanyi merintih sedih, sebagian burung kecil beterbangan tanpa berani mengeluarkan suara melintas di atas Imogiri?

"Ada sekitar lebih dari 400 anak tangga mesti diinjak pengunjung sebagai pengganti aktivitas mendaki, dan menjelang puncak menuju makam terdapat undakan batu tidak rata yang mesti diinjak pengunjung, yang menonjol bergelombang tanda khusus ada yang dipendam di bawahnya, "ujar Mas Doni, pemandu kami yang menemani ziarah dari awal sampai akhir kunjungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline