Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Menengok Fatimah Binti Maimun di Gresik

Diperbarui: 2 Juli 2021   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makam Fatimah dari sisi lain (dokpri)

Alhamdulillah sebagai rangkaian silaturahim kepada para leluhur dengan ziarah Wali Songho akhirnya saya di Jumat (2 Juli 2021) ini dapat takdir mengunjungi Makam Eyang Fatimah Binti Maimun di desa Leran Kec Manyar Gresik. Lokasi yang sebenarnya sangat mudah terjangkau namun belum tentu Anda dapat menjangkaunya.

Buktinya saya sudah masuk ke kawasan Gresik Surabaya sejak 1 Mei 1999, sekira 22 tahun yang lalu, baru terkabul bisa datang di makam leluhur yang sangat luhur pada Jumat 2 Juli 2021 ini. Padahal ternyata dari pintu keluar tol di Bunder, tinggal ke arah Manyar, belok kiri, maka sudah sampai ke kawasan Leran.

Makam ini sejatinya sangat penting untuk meluruskan sejarah atau merekonstruksi ulang peradaban Nusantara. Bagi yang ahli dipersilakan untuk menyampaikan yang lebih detail, saya mencoba menguraikan sedikit dalam perspektif awam dengan tanya jawab dan sumber literasi yang didapatkan baik online maupun offline.

Pertanyaannya, lebih dulu mana Majapahit yang adalah kerajaan Hindu dengan kedatangan keluarga Fatimah Binti Maimun dari Malaka Malaysia namun berayahkan orang Iran tersebut? 

Majapahit - konon - berdasarkan beberapa sumber didirikan oleh Raden Wijaya dengan pembukaan hutan oleh Raden Wijaya di delta Sungai Brantas pada 1293, yang kemudian menjadi desa dengan nama Majapahit.

Fatimah Binti Maimun, malahan sudah wafat pada tahun 1082 M di Gresik yang adalah kawasan pesisir barat dari Surabaya dan Mojopahit adalah di Trowulan Mojokerto arah selatan Surabaya. 

Siti Fatimah Binti Maimun, atau dikenal dengan sebutan Putri Retno Suwari, lahir di Malaka pada 1064 Masehi. Ayahnya bernama Maimun (bergelar Sultan Mahmud Syah Alam) dan berasal dari Iran. Sedangkan ibunya bernama Siti Aminah dan berasal dari Aceh.

Saya awam bingung juga, jadi sebelum Majapahit didirikan Raden Wijaya, tidak kurang 200 tahun sebelumnya sudah ada muslim di tanah Jawa. Sehingga nalar yang mengatakan Majapahit runtuh karena Demak, menjadi tidak logis karena sangat besar kemungkinan ketika Majapahit baru berusia muda, sudah ada pusat-pusat budaya muslim di Tanah Jawa bahkan jauh sebelum kerajaan Hindu Majapahit berdiri.

Dokpri

Stiamak Barunawati Surabaya berkepentingan dengan sejarah ini terkait administrasi bisnis kepelabuhanan dan pelayaran yang menjadi salah satu objek studi dalam kurikulum di dalamnya. Sisi historis perdagangan kemaritiman penghubung Aceh - Iran - Champa - Gresik - Mojokerto - Blambangan adalah jejak yang perlu ditelusuri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline