Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Belajar kepada Papua Nugini

Diperbarui: 1 Juli 2021   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas edisi cetak 1Juli 2021 (Dok. pribadi)

Papua Nugini pernah diwartakan oleh Nash Daily sebagai negara yang jarang dibicarakan dunia. Tempatnya memang satu pulau dengan Indonesia, namun orang lebih mengenal Freeport Papua dan Raja Ampat Papua ketimbang Papua Nugini yang konon lebih didominansi politik Australia.

Dari diary Agustinus Wibowo sebagaimana dimuat di Kompas edisi (1/7/2021) dapat diketahui 3 hal utama sedang terjadi di Papua Nugini;

(1) Angka resmi pengangguran 2,6%, namun banyak orang usia muda  yang tidak tampak bekerja alias menganggur. Apakah mereka tidak berpendidikan? Ternyata tidak juga. Dari 100 menejer, hanya 1 atau 2 saja yang warga lokal.

(2) Keamanan dan sosial yang masih memprihatinkan. Bisnis di Papua Nugini dikabarkan terhambat karena biaya yang tinggi untuk menghadapi kriminalitas dan kekerasan. Bahkan ada yang sering dicuri oleh staf sendiri.

(3) Kompetensi teknis yang memprihatinkan. Bukan hanya manajerial, bahkan teknis pun masih memprihatinkan. Ada contoh ekstrim di mana warga lokal membungkus parcel dikerjakan 2 orang selesei dalam 1 hari, sementara pemagang Indonesia 1 orang sehari bisa selesei 8 parcel.


Dan sekarang adalah tahun 2021 di tengah pandemi yang menggigit. Belajar kepada Papua Nugini, apakah masih ada hasrat untuk menjadi negara bagi Papua - Irian sementara kesejahteraan saat ini di Papua Barat sangatlah tinggi dibandingkan Papua Nugini?

Bahwa dari kisah A Wibowo, Papua Indonesia jauh lebih berjaya dibandingkan dengan negera tetangga. 

Jayalah selalu Indonesiaku mu kita (1/7/2021-Endepe) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline