Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Pecel Lele yang Harga Nuthuk Mengguncang Jogja

Diperbarui: 30 Mei 2021   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com 

Ada-ada saja sebenarnya yang telah terjadi di Kota Gudheg dan beken pula sebagai Kota Budaya Kota Pelajar dan sebagainya. Ada disebutkan seorang konsumen yang merasa ditipu oleh penjual pecel lele karena tertera Rp. 18 Ribu ternyata pas dikasir diminta bayar Rp. 37 ribu dengan rincian pecel lelenya 18 ribu nasi 7 ribu lalapan sehingga total 37 ribu. Kejadian yang viral di bulan Mei 2021 ini mengguncangkan pemda setempat dengan menutup warung dimaksud.

Pemkot Yogyakarta dikabarkan menutup sementara tiga warung kuliner di Jalan Perwakilan salah satu sirip Malioboro, Sabtu (29/05/2021). 

Tiga warung tersebut yang ternyata konon tidak terdaftar dalam Paguyuban PKL Malioboro, terindikasi menjual makanan dengan metode 'menjebak' seperti yang dikeluhkan seorang wisatawan perempuan hingga akhirnya kejadian tersebut viral di sosial media. Istilah "Nuthuk" alias memukul pembeli dengan harga yang tidak sesuai dengan daftar, atau lebih mahal dari perkiraan pembeli.

Mengapa bisa demikian?

Ya karena asumsi konsumen makan di kaki lima mustinya murah dan tidak rumit. Misalnya kalau di daftar harga 20 ribu, ya harusnya tidak ditambahi lain misalnya nasinya beda, lalapnya beda, sambelnya beda, dan seterusnya.

Mereka para penjual itu sebagian, tidak semua juga lho ya,  sengaja menjual terpisah lele, lalapan dan sambal serta nasi yang membuat konsumen harus membayar lebih mahal ketika memesan makanan.


Sebenarnya berdasarkan info yang beredar, bahwa sebagian penjual menyebut rata-rata harga pecel lele paket di kawasan Malioboro antara Rp 15 -- 18 ribu. Namun nyatanya masih ada yang belum mencantumkan informasi harga secara jelas sehingga merugikan pembeli, lebih tepatnya lagi adalah mengagetkan karena harga yang nuthuk alias memukul dan biasanya konsumen telanjur makan serta malu diajak debat penjual, lantas membayar namun dengan pasti mengomel. Era digital, semua direkam dan jadiah viral. 

Ya intinya memang jualan perlu jujur bukan nuthak nuthuk begitu. 

Saya sendiri pernah makan di bandara nasi campur 75 ribu dengan ambil krupuk  teh seharga 25 ribu plus PPN 10% jadinya  untuk 1 orang jatuhnya 158 ribu. Tapi semuanya transparan sehingga meski mahal ya konsumen diam. Berbeda dengan kakilima yang jebulnya ada rincian lain yang membuat konsumen terkaget-kaget.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline