Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Konversi 20 SKS Kampus Merdeka Belajar, Mudahkah?

Diperbarui: 21 Mei 2021   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampilan zoom - dokpri

Gagasan kampus merdeka merdeka belajar dari Kementrian Pendidikan Riset dan Teknologi sejatinya sangat hebat. Sebab ada upaya penghargaan proses belajar di luar kampus dengan bobot SKS yang diwartakan dapat dikonversi ke 20 SKS. 

Mengemuka di sosialisasi Kemendikbudristek (21/5/2021) pukul 0900-1100, Mas Menteri Nadhiem Makarim menjelenterahkan gagasan inovatif ini ke ratusan rektor dan pimpinan perguruan tinggi swasta nasional lewat platform zoom meeting. 

Dihadiri tidak kurang dari 740 partisipan, acara menarik karena memang ini sebuah Revolusi Pendidikan 2021 di mana kampus atau sekolah akan didekatkan, atau dikawinkan, dengan lapangan secara langsung sehingga lulusan nanti tidak hanya mampu teori namun betul-betul siap ngegas masuk dunia kerja dengan kompetensi yang handal.

Sebenarnya tidak dapat dikatakan dilematis dalam pelaksanaannya. Sebab konsepnya bagus, dan manfaat juga sangat bagus. Masalah akan timbul, berdasarkan masukan dari parak rektor, bahwa asesor dari Dikti sering, atau kadang, atau bisa, memberikan bobot yang rendah untuk proses pemagangan bagi mahasiswa setingkat S1.

Alasannya dengan mengacu paradigma lama bahwa S1 sudah semestinya kuat di konsep dan metodologi, bukan ke terapan.

Sedangkan terapan adalah di pendidikan vokasi yang memang khusus didirikan untuk itu.

Padahal konversi 20 SKS ini ditujukan kepada semua universitas, yang sejatinya doeloe juga pernah diwacanakan adanya link and match, kesesuaian antara kampus dan lapangan kerja.

Dalam hal ini, Stiamak Barunawati Surabaya boleh bersyukur (baca: bangga), karena di saat mas Menteri menanyakan seberepa banyak dosen praktisi, seberapa banyak MoU dan Kerjasama dengan perusahaan ada, dan seberapa banyak serapan di dunia kerja, Stiamak sudah berjalan lebih ke depan.

tampilan zoom - dokpri

Dari arahan Dikti, memang justru sedang berproses untuk melanjutkan bobot akademik melalui workshop penelitian, penerbitan jurnal, publikasi SCOPUS atau Sinta, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline