Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Hidupku Penuh Keajaiban (3)

Diperbarui: 13 Maret 2021   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah saya juga pernah angon sapi begini (Foto: kaskus.co.id)

Syukur tiada akhir. Itulah yang ingin saya wartakan kepada dunia. Ketika hati sedang melow, membayangkan kehidupan akan berakhir esok hari. Apalagi kalau ingat dengan keluarga yang mendahului kita. 

Bapak saya wafat ketika saya sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 1995. 

Ibu saya wafat ketika beliau sedang menjalankan ibadah haji pada tahun 2013. Sehari sebelum beliau wafat, masih terdengar telpon dari beliau. Saya posisi berada di Sumenep, dan justru Ibu yang menyempatkan telpon saya dari Tanah Suci. 

Semoga Allah mengampuni dan meridhoi Bapak dan Ibu,  dan juga kita semua. 

Bersama kolega di Jepang (Dokpri)

Saya berkisah tentang masa lalu bukanlah untuk membuka lembaran kisah luka. Atau pun kisah duka. Bagi saya, semua sudah berlalu. Saya hanya ingin mewartakan, jikalau di masa lalu itu ada suka cita, itu akan berlalu. Jikalau di masa lalu ada duka lara, itu pun juga akan berlalu. Jika di masa lalu ada yang baik hati, tulus peduli kepada kita, beliau beliaupun akan pergi meninggalkan kehidupan ini. Jika di masa lalu ada orang yang benci atau bahkan mencelakai kita, mereka pun pasti juga akan pergi dari permukaan bumi ini.

Kisah masa lalu, lebih saya gunakan sebagai ibrah.  Dan juga meningkatkan rasa syukur. Bahwa kehidupan penuh keajaiban. Dan karunia tidak terhingga. 

Pelajaran bagi saya sendiri khususnya. Jika berguna bagi orang lain, alhamdulillah juga. Dan saya mohon maaf bagi siapa pun yang barangkali di masa lalu, atau malah masa kini, dan bahkan masa depan, yang pernah saya lukai atau malah jadi korban sikap perilaku saya.  Semoga ketika berpulang, saya akan lulus dengan jiwa yang tenang sebagaimana dijanjikan Nya. 

Masa SMA

Beranjak dengan hati yang kecewa dari SMP, saya melanjutkan sekolah ke Kota Jogja dengan bekal hati galau. Galau, karena Nilai Ebtanas Murni saya dianggap pas-pasan di kompetisi Kota Pelajar. Dengan rata-rata 8 koma sedikit, agak berbahaya mendaftar SMA di Kota Yogya yang berdasarkan info nilai Ebtanasnya hampir di atas 9 koma. Dengan jumlah kata pelajaran yang di Ebtanaskan sejumlah 6, maka nilai 8 koma adalah antara 48 - 54. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline