Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Masih Adakah Prasangka Itu?

Diperbarui: 13 Februari 2021   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan membentang sambil interaksi lintas warga (foto: VR)

Tidak mudah menyajikan tulisan ini. Bisa terjadi prasangka atas prasangka. Seperti curahan hati yang malah menjadi salah mengerti. Namun perlu diketahui. Bahwa masih ada prasangka yang memang berkembang. Bisa jadi akibat salah perilaku para oknum. Lantas semua disamaratakan. Bisa jadi karena problem ekonomi yang tidak kunjung selesei bagi sebagian dari sistem kemasyarakatan kita. Atau, bisa jadi memang prasangka itu abadi saling menimbulkan sikap atau perilaku agresi.

Saya memforward tulisan Pak Vincent dengan harapan berbagi. Apakah di negara kita memang masih bermasalah dengan prasangka. Ataukah ada yang salah dari sistem nilai yang berkembang di antara pengambil kebijakan? 

Atau memang sangat sulit kita untuk memiliki kesetaraan satu dengan yang lainnya? 

Perlu dibaca dengan hati-hati. Agar malah tidak timbul prasangka baru. Bahwa ada kehidupan lain yang lebih baik ketimbang di sini. Di sini di mana? 

Wah..... pandemi membuat kita semua terisolasi. Mari kita baca dan pahami. Semoga sehat selamat untuk kita semua.

----

Saya menyebutnya kelompok gembala anjing. Sesuai dengan namanya, ini sekelompok orang yang membawa jalan piaraannya pagi-pagi sebelum berangkat kerja, atau ada yang setelah pulang kerja. Orang boleh datang dan pergi sesuka hati. Awalnya saya bertemu mereka saat saya membawa jalan anjing saya.

Kemudian dilanjut dengan percakapan-percakapan singkat, saling bertukar informasi, dan akhirnya jadi "kebiasaan". Ada yang datang dan bertemu pagi saja, ada yang pagi siang, ada yang pagi sore. Tidak ada struktur yang jelas. Hampir semuanya berdasarkan kebetulan.

Beberapa dari mereka juga sudah bertemu kedua anak saya yang dapat giliran jalan siang / sore.

Salah satu percakapan standar tentu saja mereka menanyakan berapa lama kami sudah tinggal di sini. Dan, saya pun bercerita tentang kisah kami; saya datang 2006, istri dan anak-anak menyusul tiba 2007. Awalnya kami datang untuk meneruskan belajar. Kami tinggal di Trondheim sampai 2012 sebelum pindah ke Asker.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline