Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

WFD; Bertemu Yahudi di Lift

Diperbarui: 9 Januari 2021   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang lintas negara ini melakukan work from destination (Dokpri-Foto sebelum pandemi) 

Work From Destination , sepertinya sangat baru bagi kita.  Pandemi yang masih menggigit, mau tidak mau memaksa semua orang untuk menyesuaikan diri. Edaran resmi dari pemerintah juga menyebutkan kewajiban work from home (wfh), yang akhirnya berkembang menjadi work from destination (wfd). Jika work from home berfokus kepada pencegahan frekuensi interaksi fisik di kantor, maka work from destination diharapkan karyawan mampu tetap produktif, bahagia, imun stabil, liburan berjalan, namun tetap terkoneksi dengan pekerjaan. 

Cape deh....namanya liburan kok disuruh bekerja. Namun, kondisi bisa dibalik.. hehe... namanya bekerja kok disuruh liburan. Normal baru yang membingungkan, dan kita dipaksa untuk menyesuaikan. Tidak mudah, bukan berarti mustahil. Sebagian orang, sepertinya sudah dari dulu bekerja dari zona liburan. 

Yahudi sejak dari Dulu 

Baiklah, saya mengambil nafas sebentar. Saya akan bercerita mengenai wfd ini, yang sepertinya kaum yahudi sudah melakukan sejak dari dulu. Bukan berarti wfd itu lantas meniru-niru yahudi, bukan itu poinnya. Namun betapa sangat efektif mereka dalam menjaga produktivitas bekerja, meskipun penampakannya adalah seperti sedang menjalani vakasi atau liburan atau jalan-jalan. 

Saya suatu ketika ada tugas di Irlandia. Beneran ini, bukan ngibul... hehehe.... Ya ada program diklat dalam bingkai UNCTAD (United Nation Conference on Trade and Development). Saya berada di zona port of Cork, Irlandia yang kental dengan budaya lama Irish. Komunitas Eropa yang cenderung militan dengan budayanya, sehingga di bagian utara Irlandia terkenal perseteruan dengan bangsa Inggris sehingga daratan Irlandia terbelah menjadi dua bagian besar; Republik Irlandia di selatan  dan provinsi dari UK atau Inggris Raya di utara. 

Nah, karena acaranya di Cork, Ireland, ya nginapnya di hotel Irlandia juga dunk. Hehehe...warta yang tidak perlu diberitakan. Ya intinya saya bersama teman Asia Afrika dan Eropa, berinteraksi selama tidak kurang 2 minggu di Irlandia.

Lha, pada waktu di lift, saya bertemu dengan orang berpostur mirip orang Arab. Hidung mancung, rambut agak keriting, kulit putih, badan tinggi. Waduh, merasa terbiasa menyapa orang asing (dulu kebiasaan di Malmo, Swedia), maka ya biasa saja saya sapa; Hello... how are you... you join with my seminar ? so.. what kind activities you j0in here ? Wes, pokokmen menyapa karena wajah bertatapan dan sesama penghuni hotel sudah pernah bertemu di ruang sarapan, namun belum sempat bertegur sapa.

Rupanya dia tersenyum ramah dan berkata, "Yes, i am from Israel". 

Saling mengobrol singkat-singkat, ya namanya juga di lift nunggu pintu nutup.., naik.. lantas nunggu pintu buka. 

Wes, pokokmen dia mengaku dari Israel, dan sedang ada kegiatan konferensi perdamaian di Irlandia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline