Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Nunggu Merah Baru Beli? Trend Saham 2021

Diperbarui: 6 Januari 2021   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau sudah begini pusing kan, kecuali dah paham pasar (foto: sahamgain.com)

Tip investasi saham, bagaimana enaknya ? Saya pelaku bukan pemain, artinya saya ikut punya saham di market, namun bukan sebagai pemain profesional yang hobi main intip untuk sell or buy, jual ketika hijau, beli ketika merah.

Saya dibelajarkan untuk sabar, dan sepertinya ini tip investasi saham yang moderat bagi pemula. Awal Tahun 2021 situasi masih belum stabil, namun saya coba beli saham BRI Syariah (BRIS), baru dalam kedipan mata saham saya sudah menghijau. 

Saya beli 2350 ketika di awal tahun 2021 ini, hari ini per 6 januari 2021 sudah ada di posisi 2510. Dahsyat kan... naik 160 poin. Bayangkan jika saya punya 1 juta lembar, artinya saya punya margin 160 juta rupiah. Bayangin saja ya.. sebab punya saya gak sampai segitu. Hehehe..

ALASAN APA 

Mau beli saham di bursa, memang -kalau saya sih - harus bergabung dengan sekuritas yang terpercaya. Definisi terpercaya adalah tidak berisiko tumbang ketika kita justru punya margin tinggi. Maka, saya milihnya yang berafiliasi dengan negara, atau sekuritas milik negara (BUMN). Bisa Mandiri Sekuritas (MANSEK), atau BNI Sekuritas, dan lain-lain. 

Saham saya hampir semuanya, saat ini , biru. Artinya saham saya beli lebih murah ketimbang harga pasar. Namun, UNVR atau unilever saya kok masih merah, artinya saham UNVR ketika saya beli, lebih mahal ketimbang harga pasar saat ini.

Lantas, saya konsultasi ke pakarnya, kolega saya yang direktur lembaga dana pensiun bumn di Surabaya. Beliau menjawab dengan bertanya, lha aneh kan, menjawab dengan bertanya, dulu ketika saya beli UNVR itu alasannya apa ?

Saya jawab karena reputasi, dan jelas kelasnya internasional dunk.. Siapa yang tidak kenal Unilever? 

Namun, kata teman saya, UNVR sudah meraksasa, lamban dalam mencetak laba, dan bisa dicek dalam selisih antara daya beri deviden, dengan rerata bunga deposito di pasaran. Toh, maniak UNVR kayak saya ya tetap beli saham UNVR, untuk tabungan saham, dan sedikit bergaya nih guweh ikut punya perusahaan Internasionalloh.. Hehehe.. ya untuk bercakap dengan mereka yang main saham atau hobi utak utik pasar. Dari obrolan itu sering kita dapat ilmu baru sheingga wawasan semangkien tambah dunk...

Nah, ilustrasi deposito dan deviden bisa kita lihat begini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline