Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Endepe

Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Takdir

Diperbarui: 28 April 2020   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

TAKDIR

Ada sebuah kisah. Seorang calon XXX yang sudah mengukur baju dan rencana pelantikan. Namun, semua urung dan batal. Padahal, semua seakan sudah direncanakan dengan baik. Persiapan yang sempurna. Namun, pada waktu injury time. Semua berubah.

Menurutku, itu adalah takdir. Sudah digariskan begitu. Sehingga, mau dikatakan apa, semua memang harus begitu. Sudah digariskan.

Demikian halnya dengan semua ragam rencana. Perjalanan jauh atau dekat. Dengan menggunakan pesawat, kereta api, bis, mobil dan kendaraan pribadi. Bahkan, semua tiket sudah dibayarkan. Karena rencana durasi lama, maka pakai pamitan tetangga handai taulan terdekat. Bahkan, pesta kecil dengan tujuan syukuran. Sekaligus berdoa.

Namun, wabah corona datang menghempas. Bagaikan tsunami yang ternyata belum tahu kapan berhenti. Di negara China, gelombang kedua wabah malahan sudah datang. Kota Wuhan yang sempat dipuji. Sebagai kota yang cepat melakukan rekoveri. Sembuh pulih dari wabah Covid19. Ternyata dinyatakan terkena lagi. Ada korban lagi.

Itu pun sudah digariskan. Setiap upaya dan doa adalah menu wajib bagi manusia yang beragama. Bahkan bagi agnotis atau atheis pun. Upaya perbaikan adalah kewajiban dan keharusan.

Namun, wabah juga belum berhenti.
Menurutku, itu juga bagian dari takdir. Sudah digariskan begitu. Sehingga, mau dikatakan apa, semua memang harus begitu. Sudah digariskan. Dan pasti kelak akan ada titik berhenti.

Jadi takdir itu apa?
Segala sesuatu yang sudah digariskan, menurutku begitu.
Dan kita baru tahu setelah semua terjadi. Hanya, untuk manusia tertentu. Ada mungkin, yang diberikan karunia untuk mengetahui takdirnya di masa depan. Jika semua orang demikian. Akankah masa depan menjadi menarik, atau berubah menjadi hantu yang menakutkan?

Bagaimana jika manusia tahu kapan ajal akan tiba?
Bagaimana caranya ?
Bagaimana rasanya ?
Siapa saja yang ada di dekatnya ketika itu ?

Sehingga, ketidaktahuan terhadap takdir bisa jadi malah menenangkan. Menghapus kekkhawatiran.

Jikalau manusia hidup akhirnya mati, akankah semua manusia sadar diri apa tujuan hidup ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline