Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Aji

Komunikasi dan Informasi KKN MIT 18 Desa Sudipayung

Mahasiswa KKN UIN Walisongo dan PKK Sudipayung Ciptakan Karya Seni Batik Jumputan

Diperbarui: 22 Agustus 2024   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kominfo KKN Posko 84

Pada tanggal 26 Juli 2024, gedung serba guna yang terletak di belakang kantor balai desa Sudipayung menjadi saksi kegiatan yang penuh antusiasme dan semangat kreativitas. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Walisongo Semarang menggelar pelatihan membatik dengan teknik jumputan, sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi di kalangan ibu-ibu PKK Desa Sudipayung. Kegiatan ini berhasil terlaksana dengan baik dan diikuti oleh puluhan ibu-ibu PKK yang tampak sangat antusias untuk belajar dan berkreasi.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan para mahasiswa KKN untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat desa Sudipayung, khususnya dalam upaya meningkatkan keterampilan dan potensi ekonomi ibu-ibu PKK. Di era yang serba digital ini, kemampuan untuk menghasilkan produk kreatif dengan nilai jual tinggi menjadi sangat penting, terutama dalam konteks ekonomi desa yang seringkali masih bergantung pada sektor pertanian dan keterampilan tradisional lainnya. Membatik dengan teknik jumputan dipilih sebagai fokus pelatihan karena teknik ini relatif mudah dipelajari dan dapat menghasilkan produk yang menarik dan bernilai ekonomi tinggi.

Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang teknik jumputan kepada ibu-ibu PKK, sehingga mereka dapat mengembangkannya menjadi kegiatan ekonomi produktif di kemudian hari. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong di antara ibu-ibu PKK, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya kreativitas dalam mendukung perekonomian keluarga.
Pelatihan membatik dengan teknik jumputan ini dimulai pada pukul 16.00 WIB, diawali dengan sambutan dari ketua kelompok KKN UIN Walisongo. Dalam sambutannya, ketua pelaksana menyampaikan harapannya agar pelatihan ini dapat menjadi awal dari sebuah gerakan ekonomi kreatif di desa Sudipayung. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh ibu-ibu PKK yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengikuti pelatihan ini, serta kepada pemerintah desa yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini.
Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pengenalan materi yang disampaikan oleh salah satu mahasiswa KKN yang memiliki latar belakang pendidikan seni. Materi yang disampaikan meliputi sejarah singkat tentang batik, khususnya teknik jumputan, alat dan bahan yang dibutuhkan, serta tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik jumputan. Para peserta tampak sangat antusias, beberapa di antaranya bahkan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana cara mengombinasikan warna dan pola agar hasilnya lebih menarik.
Setelah sesi teori, para peserta diajak untuk langsung mempraktikkan teknik jumputan. Setiap peserta diberikan selembar kain putih, karet gelang, pewarna, dan alat-alat lainnya. Mereka kemudian dibimbing langkah demi langkah, mulai dari melipat kain, mengikatnya dengan karet gelang, hingga mencelupkannya ke dalam pewarna. Proses ini memerlukan ketelitian dan kesabaran, namun para ibu-ibu PKK tampak sangat menikmati setiap tahapannya. Gelak tawa dan canda menghiasi suasana pelatihan, menciptakan atmosfer yang hangat dan penuh kebersamaan.
Setelah proses pewarnaan selesai, kain-kain tersebut dijemur di halaman gedung serba guna untuk dikeringkan. Sambil menunggu kain kering, para peserta diajak berdiskusi tentang potensi pengembangan produk batik jumputan di Desa Sudipayung.
Pelatihan membatik dengan teknik jumputan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada para peserta, tetapi juga membangkitkan semangat dan rasa percaya diri untuk berkreativitas. Hasil karya yang dihasilkan oleh para ibu-ibu PKK, meskipun sederhana, menunjukkan potensi besar yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Beberapa kain yang telah selesai dijemur menampilkan motif-motif yang unik dan menarik, hasil dari kreativitas dan imajinasi para peserta.
Dari sisi ekonomi, pelatihan ini membuka peluang bagi ibu-ibu PKK untuk mengembangkan produk batik jumputan sebagai sumber penghasilan tambahan. Dengan keterampilan yang telah mereka peroleh, para peserta dapat memproduksi kain batik jumputan dalam jumlah yang lebih besar dan menjualnya di pasar lokal. Potensi pasar untuk produk-produk batik jumputan ini cukup besar, mengingat minat masyarakat terhadap produk-produk kreatif dan bernilai seni semakin meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline