BI baru saja menurunkan bunga acuan (BI Rate) dari sebelumnya 6 persen menjadi 5,75 persen. Tentu ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan dengan penurunan BI Rate ini.
Yang dirugikan tntu saja adalah mereka yang menyimpan uangnya di bank dan non-bank. Sebab turunnya BI Rate akan diikuti oleh penurunan bunga tabungan dan deposito sehingga para deposan akan mengalami penurunan pendapatan dari bunga.
Namun ada pihak yang diuntungkan dengan penurunan BI rate ini. Pertama, para usahawan terutama mereka yang membiayai usahanya dari pinjaman atau kredit karena penurunan BI Rate akan diikuti oleh penurunan bunga kredit.
Kedua, para pemegang surat utang atau obligasi dengan suku bunga tetap yang membeli obligasi ini sebelum kebijakan penurunan BI Rate. Para pemegang obligasi dengan bunga tetap akan tetap menikmati suku bunga yang tinggi meski BI Rate diturunkan. Obligasi dengan bunga tetap ini bisa diperkirakan akan menarik banyak orang untuk membelinya sehingga harganya akan naik. Jadi baik tetap dipegang maupun dijual maka obligasi dengan bunga tetap ini akan memberikan keuntungan bagi pemegangnya saat BI Rate diturunkan.
Ketiga, para pemegang saham yang justru harganya naik ketika BI Rate diturunkan. Saham-saham yang harganya naik ketika BI Rate diturunkan tersebut antara lain: (a) saham perumahan atau real estate karena turunnya BI rate mendorong yurunnya suku bunga kredit perumahan sehingga permintaan rumah meningkat dan harga saham persahaan real estate nya akan naik; (b) saham perusahaan otomotif karena bunga kredit kendaraan bermotor tun, permintaan otomotif akan naik dan dengan demikian harga sahamnya juga akan naik; dan (c) perusahaan teknologi karena biaya modalnya turun sementara karena tren penggunaan teknologi terus meningkat maka keuntungan perusahaan teknologi akan naik dan mendorong kenaikan harga sahamnya.
Keempat, pemegang asset-asset tetap seperti tanah dan bagunan. Jika tak ada hal yang istimewa misalnya bencana alam maka harga tanah dan bangunan akan terus naik apapun yang terjadi termasuk penurunan BI Rate.
Kelima, pemegang emas. Sama halnya dengan pegang asset-asset tetap, emas juga merupakan bentuk kekayaan yang harganya akhir-akhir ini juga terus naik apapun kondisi ekonomi baik domestik maupun luar negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H