Clara dan kawan-kawannya membentuk grup Whatsapp (WA) yang mewadahi alumni SMA tempat mereka dulu menempuh pendidikan SLTA nya.
Yang paling aktif di grup tersebut memang Clara dan Rika. Mereka berdualah yang paling sering mengunggah berbagai hal di grup tersebut. Unggahannya bisa macam-macam dari humor, pengetahuan, bahkan berita duka jika ada orangtua atau saudara dari anggota grup yang sakit atau meninggal dunia.
Pada suatu kesempatan Clara mengunggah cerita fiksi tetapi yang berbau horor. "Nih simak ceritanya ya teman-teman, pasti bulu kuduk kalian berdiri, hehehehe," tulis Clara mengantarkan unggahannya itu.
Ceritanya tentang kegiatan masa pengenalan sekolah di sebuah sekolah dasar. Waktu itu murid-murid diwajibkan menginap di ruang-ruang kelas. Malam harinya di hari pertama, murid-murid dididik untuk berani. Mereka diwajibkan berjalan dari kelas memutari tembok yang mengelilingi sekolah yang kebetulan deekat dengan sebuah makam. beberapa guru bersembunyi di pohon dan mereka akan muncul tiba-tiba dengan berpakaian ala hantu pocong. Beberapa murid menjerit kaget dan ketakutan, bahakana ada yang menangis.
Satu per satu murid lewat. Lalu menurut hitungan para guru, semua murid sudah lewat. Tapi tiba-tiba ada seorang murid yang menyusul. Seorang murid perempuan berambut panjang. Rambutnya menutupi wajahnya. Ia berjalan menunduk. Tetapi ketika melewati beberapa guru yang sudah siap-siap mau kembali ke kelas di sekolah, anak itu memalingkan wajahnya ke arah para guru. Wajahnya ternyata mengerikan. Matanya besar dan merah. Lalu ia tertawa keras-keras dan setelah itu menghilang. Sontak para guru histeris ketakutan. Beberapa di antaranya pingsan.
Banyak yang menanggapi unggahan Clara itu. Ada yang senang. Ada yang marah karena mengunggah cerita yang membuat takut.
Namun di antara komentar itu ada komentar yang berbunyi: " Kalian nggak tahu ya. Anak kecil itu adalah aku". Clara dan beberapa temannya lalu membalas komentar itu. Beberapa orang, termasuk Clara kemudian mencari siapa yang berkomentar seperti itu. Ketika mereka melihat profil dari nomer yang mengirim pesan itu, tak ada foto maupun nama pemiliknya. Lalu mereka bertanya satu sama lain kira-kira siapa yang mungkin punya nomer baru atau nomer ganda dan bermaksud embuat lelucon dengan membuat unggahan seperti itu. Ternyata tak ada yang mengakui.
Kemudian mereka meengeluarkan nomer itu. Tapi herannya beberapa kali dikeluarkan nomer itu muncul kembali di grup WA tersebut. Akihrnya Clara dan kawan-kawan menyadari mungkin itu hantu yang tersinggung dengan unggahan Clara. Mereka akhirnya sepakat untuk berkumpul untuk mendoakan arwah gentayangan yang menyusup ke Grup WA supaya jangan menganggu mereka lagi. Setelaah didoakan maka nmer WA tak dikenal yang menyusup itupun tak pernah kembali lagi.