Ketika itu aku berjalan menyusuri jalan berdebu di Kotaku
Dekat pasar yang riuh oleh suara pedagang yang mengharu biru
Tiba-tiba aku dikejutkan suara seorang ibu
Seorang ibu yang menggendong anaknya yang disusuinya dengan susu yang sudah kering membiru
Ditawarkannya tisu padaku
Katanya ini tinggal satu, nanti labanya untuk beli susu
Matanya berhadap sangat padaku
Walau tak butuh tisu itupun kubeli dan kumasukkan saku
Kubayangkan bagaimana sang ibu menahan lapar dan malu
Mungkin tak ada cara lain mencari uang selain menjual tisu dengan sedikit mengambil untung hanya seribu
Oh ibu, sungguh aku salut padamu