Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Hati-hati, Ini Tanda Orangtua yang Otoriter dalam Mendidik Anak

Diperbarui: 31 Januari 2023   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: jabar.tribunnews.com

Mendidik anak agar disiplin, berperilaku baik, dan berdisiplin memang baik. Tetapi mendidik anak dengan terlalu keras - atau dengan kata lain menjadi orangtua yang otoriter- justru berdampak negatif terhadap anak. Dampak negatif tersebut antara alain: anak justru menjadi kurang percaya diri, pemalu, kurang bersosialisasi, atau bisa sebaliknya merasa benar sendiri dan terlalu agresif terhadap orang lain.

Oleh karena itu, orangtua harus hati-hati agar tidak menjadi orangtua yang otoriter atau mendidik anaknya dengan terlalu keras. Seringkali orangtua tidak menyadari bahwa mereka mendidik anaknya terlalu keras. Oleh karena itu perlu diperhatikan tanda-tanda berikut yang menunjukkan orangtua mendidik anaknya terlalu keras.

Pertama, hanya memuji hasil pekerjaan atau belajar anak yang terbaik atau maksimal. Ini memberi kesan pada si anak bahwa ia hanya dipuji jika hasilnya maksimal dan diejek atau dihukum ketika hasil pekerjaan atau belajarnya tidak maksimal meskipun masih dalam kategori baik. Oleh karena itu orangtua harus mengubah orientasi dalam hal memuji anak. Anak tetap harus dipuji meskipun ia gagal asalkan ia sudah berusaha dengan baik dan maksimal.

Kedua, suka memberi perintah dengan kalimat yang keras - maaf, seperti majikan kepada pembantunya-  misalnya: "cepat bersihkan tempat tidurmu kalau tidak ibu atau bapak hukum". Lebih baik perintah itu diperhalus, misalnya:" Nak kamu akan membereskan tempat tidurmu dulu ataukah meletakkan baju kotormu di tempat baju kotor?"

Ketiga, tidak melihat alasan mengapa anak tidak melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Contohnya ketika ia pulang sekolah terlambat langsung dimarahi dan dituduh ia bermain setelah pulang sekolah. Padah mungkin ia terlamabat pulang sekolah karena jalanan macet akibat ada kecelakaan. Maka dalam kasus anak terlambat pulang sekolah, alangkah baiknya ditanya terlebih dahulu alasannya.

Keempat, Terlalu sering menghukum dan mencaci anak. Menghukum atau mengur dengan keras boleh-boleh saja tetapi terlalu sering menghukum atau menegur dengan keras alias mencaci anak membuat anak justru takut melakukan berbagai hal. Akibatnya nanti ia tidak bisa menjadi pribadi yang mandiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline