Bagi sang lelaki tua setiap penggal waktu di setiap hari selalu bermakna
Ketika ayam berkokok di setiap subuh itulah saatnya ia berdoa memohon rejeki dan perlindungan pada Tuhan agar hari itu dilaluinya dengan bahagia
Ketika matahri muncul dan bersinar, itulah saat baginya melangkah keluar dari gubugnya yang sederhana untuk menjemput rejeki yang baginya cukup untuk makan dan sedikit berderma
Ketika panas matahari menyengat tubuhnya, ia tetap berjalan menyusuri aspal panas disertai debu dan asap kendaraan bermotor untuk menawarkan dagangannya berupa kain lap, peniti, dan ragam barang-barang yang sangat sederhana
Ia susuri rumah satu ke rumah lainnya serta pada tukang becak, tukang ojek atau pada pedagang pasar yang kiranya membutuhkan dagangannya
Ia sangat bersyukur dan gembira ketika ada beberapa orang yang membeli dagangannya
Lalu ketika senja menjelang matahari terbenam sang lelaki tua akan pulang ke gubugnya membawa sedikit rejeki untuk makan malamnya
Dan yang lebih membuat kagum dan trenyuh selalu ia bagikan sedikit rejeki berupa permen dan coklat murah untuk anak-anak tetangga yang dengan setia setiap hari selalu menunggunya dengan gembira
Bagi sang lelaki tua kecil dan terbatasnya rejeki tak menghalangi untuk berderma bagi sesama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H