Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Menguak Fenomena Dejavu

Diperbarui: 17 Juli 2022   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pexels.com

Dejavu berasal dari bahsa Perancis yang berarti "pernah melihat". Banyak orang pernah mengalami Dejavu yaitu merasa pernah mengalami atau melihat sesuatu  yang sama di masa lalu atau  masa sebelumnya.

Banyak orang menghubungkan hal itu dengan hal mistis dan atau kemampuan istimewa yang dimiliki seseorang. Kemampuan istimewa itu misalnya yang sering dijadikan alas an mengapa seseorang mengalami Dejavu adalah bahwa ia seorang indigo. Seorang indigo yang punya kemampuan untuk memilhat ia di masa lalu (atau biasanya dikaitkan dengan fenomena reinkarnasi).

Namun banyak ahli khususnya para psikolog dan psikiater serta dokter yang mencoba mencari penjelasan ilmiah mengapa seseorang bisa mengalami Dejavu. Ada dua teori yang menjelaskan fenomena Dejavu secara ilmiah.

Teori pertama, mengatakan bahwa Dejavu terjadi karena pemanggilan kembali ingatan (memory Recall). Menurut teori ini seseorang mengaalami Dejavu sebagai respon atau tanggapan terhadap suatu peristiwa yang mirip di masa lalu tetapi ia tidak mengingatnya. Namun otak bawah sadarnya telah merekam kejadian itu sehingga ketika peristiwa masa kini yang mirip dengan peristiwa masa lalu itu terjadi maka ia seolah-olah pernah mengalami peristiwa itu di masa lalu. Contoh nyatanya: ada seorang anak yang masih bayi diajak orangtuanya ke suatu tempat. Ketika ia dewasa dan mengunjungi tempat itu makai a merasa familiar dengan tempat itu.

Teori kedua, mengatakan bahwa Dejavu terjadi karena kerusakan bagian otak yang bernama  Lobus Temporal yang berfungsi untuk menyimpan memori. Karena gangguan bagian otak ini maka seseorang merasa pernah mengalami peristiwa yang mirip di masa lalu, padahal sebenarnya tidak.

Riset-riset yang terkait dengan fenomena Dejavu ini sampai sekarang masih berlangsung untuk menemukan alasan terjadinya secara lebih pasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline