Dunia anak adalah dunia bermain. Oleh karena itu sebagai orangtua memang sudah selayaknya memfasilitasi anak dengan membelikannya mainan. Dana untuk membeli mainan tersebut bisa diambil darimana saja. Termasuk dari pemberian orang lain kepada anak-anak pada saat Lebaran.
Namun dalam memilih mainan untuk anak-anak harus diperhatikan beberapa hal.
Pertama, belilah mainan sesuai dengan usia anak-anak. Mainan yang edukatif dan baik yang dihasilkan oleh pabrik yang bermutu biasanya di label atau keterangan di kertas atau di kemasannya biasanya dicantumkan usia yang sesuai untuk mainan tersebut. Hal tersebut didasari oleh penekanan pada aspek mana di usia berapa yang akan dirangsang oleh mainan tersebut.
Pada usia anak di bawah 1 tahun maka yang ditekankan adalah pengaktifkan panca indera sang anak. Contoh mainan yang sesuai adalah mainan yang mengeluarkan bunyi atau lagu-lagu, mainan yang memantulkan wajah untuk membantu anak mengenali bagian tubuhnya, dan lain-lain.
Pada usia 1 sampai 3 tahun, mainan yang sesuai adalah yang membantu anak mengenali lingkungan sekitarnya. Contohnya: mainan untuk meniru profesi tertentu misal dokter, pilot, polisi, dan lain-lain. pada usia 3-5 tahun dibutuhkan mainan untuk menggunakan bahan-bahan utuk tujuan tertentu karena pada usia ini anak-anak biasanya mempunyai imajinasi yang tinggi.
Contoh: lilin atau tanah liat yang bisa dibentuk berbagai bentuk benda sesuai dengan imajinasi sang anak. Pada usia 5 tahun ke atas, anak-anak sudah beraktivitas di sekolah.
Mereka sudah mulai mempunyai hobi tertentu misal: membaca, bermain bola, bersepeda, bermain musik, dan lain-lain. Maka mainan yang cocok adalah yang sesuai dengan hobi mereka meskipun bisa saja masih tiruannya misal jika hobi bermain bola tentu bukan bola sepakbola yang sesungguhnya tetapi dalam bentuk yang lebih ringan dan lebih kecil.
Kedua, pilihlah mainan yang aman untuk anak. Contohnya jangan yang mudah pecah, mudah membuat naka cedera, dan lain-lain. Jika ada yang harus membutuhkan pengawasan orang tua maka orangtua harus mengawsinya dengan seksama ketika anak memainkannya.
Ketiga, pilihlah mainan yang edukatif maupun merangsang kreativitas anak tetapi jangan yang membuatnya justru stress dan frustasi. Sering terjadi orangtua ingin anaknya kreatif dengan membelikan mainan untuk merangsang otaknya dan kreativitasnya tetapi justru membuat anak frustasi karena tak dapat memecahkan problem di permainan tersebut.
Keempat, pilihlah mainan yang membuat anak tidak cepat bosan dan tertarik untuk memainkannya berulangkali. Hal ini akan menghemat pengeluaran untuk membeli mainan anak.
Kelima, sesuaikan mainan dengan anggaran rumahtangga. Jangan sampai karena ingin memanjakan anak maka membelikan anak mainan yang sangat mahal.