Puisi telah lama ditinggalkan sang gadis karena ia tak lagi sudi
Puisi hanya mengakomodasi perasaan-perasaan indah dan terkadang ilusi tak terbukti
tapi puisi -menurut sang gadis- gagal memotret realitas hidupnya di balik jeruji besi
Jeruji besi yang mengurungnya karena ia lalai mengendalikan diri
Tapi pagi ini, sang gadis kembali menulis puisi
Tak apa puisi yang asal jadi
yang tak memotret realiti
Dalam keterbatasan kungkungan jeruji besi
Ternyata puisi satu-satunya cara ia bisa bebas berimajinasi
Dengan puisi ia bisa kembali menyadari eksistensi diri
juga ia bisa berkhayal tak dibatasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H