Sang lelaki memberikan sepertiga uang gajiannya pada seorang pengemis buta di tepi jalan ketika ia pulang kerja bersama temannya.
Temannya heran dan berktanya: apa alasannya ia memberi uang begitu banyak pada si pengemis buta? Apakah karena ksihan melihatnya?
Sang lelaki menjawab bahwa ia memberikan uang banyak pada si pengemis buta bukan karena kasihan padanya. Ia memberi sebagai ungkapan syukur bahwa ia diberi karunia bisa melihat keindahan dunia dan semesta. Tidak seperti si pengemis buta yang tak bisa melihat apa-apa sepanjang hidupnya.
Dari sang lelaki kita bisa belajar bahwa kita wajib bersyukur atas segala karunia yang diterima dari Tuhan Yang Mahaesa. Meski karunia itu dianggap tak istmewa karena sudah kita nikmati dalam hidup sehari-hari seperti: karunia bisa bernafas, karunia sehat jasmani dan rohani, karunia bisa mendengar, karunia bisa melihat, dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H