Sang lelaki sudah lama bekerja di kota. Ia lama meninggalkan desa.
Bekerja bagai kuda beban di kota. Habis harus bagaimana, jika tak demikian akan binasa.
Lalu di malam-malam yang penat, ia mulai merindukan desa. Jika malam dingin tiba, ia akan berdiang di pelatan gubugnya. membakar ketela atau jagung dengan kayu-kayu pohon yang disusun seadanya.
Jika tak bisa tidur di tengah malam, distelnya radio transistor tua miliknya. Didengarkannya wayang purwa yang berkisah tentang perang Baratayudha. Sebuah kisah tragis perang saudara antara Pandawa dan Kurawa. Beberapa episode sebenarnya tak ingin didengarnya karena sangat membawa duka. Msalnya perang tanding antara Adipati Karna dan Arjuna. Dua bersaudara kandung satu ibu, yang sama tampannya, sama saktinya yang kemudian harus berkahir dengan kematian Adipati Karna
Tapi kisah-kisah Baratayudha di wayang purwa yang tragis dan membawa duka itu ternyata kini tak seberapa dengan bebannya di kota. Yang bisa diibaratlan perang baratayudha yang lebih berat tetapi yang dilawan adalah diri sendiri saja. Untuk itulah sang lelaki merencanakan pulang saja ke desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H