Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Hidup Sang Lelaki yang Bagai Kerakap di Atas Batu

Diperbarui: 17 Desember 2021   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pixabay.com

Sang lelaki menyadari betul tentang hidupnya.  Hidupnya bagai kerakap di atas batu, sesuai pepatah di bahasa Indonesia yang dipelajarinya. Hidup segan mati tak hendak, kata lainnya.

Penghasilannya memang hanya cukup untuk hidup harian tak pernah ada lebihnya. Bisa makan tiga kali sehari secara sederhana sudah merupakan kemewahan baginya. Sebenarnya ia ingin marah pada nasib yang mengungkungnya mengapa ia lahir dari orangtua yang miskin juga. Tetapi ia tahu itu tak baik dan tak bisa menyalahkan orangtuanya sebab ia tak bisa memilih siapa orangtua yang melahirkannya.

Ia juga tak bisa menyalahkan kondisi sosial ekonomi masyarakat serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang menciptakan kesenjangan luar biasa. Sebab perbedaan konon adalah juga bisa menciptakan kemuliaan adanya. Maksudnya orang miskin ada supaya ada kesempatan bagi orang kaya untuk berbuat amal kebaikan di hidupnya.

Namun dalam kemiskinannya, sang lelaki masih bersyukur bahwa kenyatannya ia masih bisa hidup seadanya. Ia tak pernah sakit dan selalu sehat-sehat saja. Tak harus berpikir keras menanggung bebabn keluarga sebab ia sampai saat ini memilih sendiri saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline