Sang lelaki membenci dia punya hati.
Pertama dalam hal jatuh hati. Sebab telah berkali disakiti tetapi toh tetap saja mencintai. Telah berkali dibohongi tetap saja selalu mempercayai.
Kedua terhadap rasa keadilan yang hakiki. Ia kerap sakit hati terhadap orang yang melakukan korupsi tetapi masih saja tampil percaya diri di depan televisi. Hati sang lelaki sakit tetapi tak bisa melakukan sesuatu yang berarti
Ketiga terhadap rasa belas kasihan manusiawi. Hatinya ringkih dan terluka saat melihat sesama yang miskin yang bahkan tak bsa makan sekali dalam sehari. Namun ia sendiri karena keterbatasannya tak bisa memberi.
Tapi di sisi lain sang lelaki masih bersyukur punya hati yang berempati daripada punya hati yang beku dan mati. Sebab punya hati beku dan mati membuat ia bukan seperti manusia lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H