Ini kisah yang sudah agak lama. Terjadi di hari Rabu 3 Maret 2021 yang mungkin kita semua sudah lupa.
Tentang seorang gadis muda belia yang ditembak dan meninggal dunia. Namanya Kyai Sin, usianya baru 19 tahun dan baru mekar-mekarnya. Ia merelakan dirinya ikut demonstrasi menentang junta militer yang melakukan kudeta di Myanmar atau Burma negerinya. Kudeta yang menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pujaannya. Oknum militer menembaknya dan ia meninggal seketika.
Ia contoh tumbal perjuangan demokrasi yang masih rapuh di Myanmar negerinya. Semestinya sebagai gadis muda belia ia tak harus susah-susah ikut demonstrasi menentang penguasa.Ia bisa jadi aktris karena cantik wajahnya. Atau menuntut ilmu setinggi-tingginya pastilah nanti akan dapat pekerjaan yang akan mengenakkan hidupnya. Tapi itu semua tak dipilihnya. Ia memilih mati suci membela kebenaran yang pasti upahnya besar di surga.
Kemuliaan hatinya tak sampai di situ saja. Beberapa minggu sebelum demonstrasi yang mengambil nyawanya, ia telah mendaftarkan organ tubuhnya jika terjadi apa-apa.
Kisah perilaku mulia Kyai Sin akan abadi sebagai teladan bagi kaum muda sesamanya. Juga untuk kaum muda di Indonesia khususnya kaum muda wanita. Teladan dari RA Kartini sudah ada tentang emansipasi wanita. Kyai Sin barangkali adalah salah satu teladan nyata bagaimana emansipasi wanita itu diwujudkan dalam dunia dan tindakan nyata. Jadi bukan hanya slogan dan angan-angan belaka.