Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Ironi Sang Lelaki sebagai Manusia

Diperbarui: 29 September 2021   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: liputan6.com

D

Dulu ketika hidupnya masih sederhana, sang lelaki hanya makan makanan yang sederhana pula. Hanya sayur mayur, cabai untuuk membangkitkan selera makannya, serta ikan sungai atau tahu atau tempe sekedarnya. Dan ia baik-baik saja. Tak ada penyakit yang dideritanya.

Iapun ketika itu tak pernah olahraga secara khusus untuk menjaga raganya. Ia hanya naik sepeda ke tempat kerja karena memang hanya itu yang ia punya. Sering ia hanya jalan kaki ketika sepedanya kempes bannya dan belum ada uang untuk menambalnya.

Seiring perjalanan waktu ia lalu menjadi kaya raya karena keuletannya. Tapi ia lalu makan yang enak-enak tanpa tahu batas dan bahayanya. Ia pun tak pernah olahraga karena ke mana-mana naik mobil mewahnya. Akibatnya banyak penyakit menderanya.

Ketika kemudian ia berkonsultasi ke dokter pribadinya, sarannya sungguh mengherankannya. Ia disuruh banyak makan makanan sehat antara lain sayur mayur dan lauk pauk yang sederhana seperti tahu tempe yang dulu sering dimakannya. Sang dokter menyarankan pula agar ia banyak berolahraga kalau tidak jalan kaki ya bersepeda ke tempat kerjanya.

Sang lelaki lalu merenung kalau harus kembali ke jaman dahulu kala, mengapa ia susah-susah berusaha kaya raya?

Itulah ironi manusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline