Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Kembali ke yang Alami

Diperbarui: 21 September 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: pixabay.com

Tidak tahu mengapa ini terjadi. Mungkin memang manusia harus menjalani dulu baru menyadari.

Dulu pertanian alami atau organik dianggap tak mengikuti modernisasi. Lalu pertanianpun direvolusi. Semua harus modern dan dilakukan mekanisasi. Pupuk harus hasil pabrikasi. Alat panen padi memakai mesin yang produktivitasnya sekian kali dari ani-ani. Pemberantas hama juga dari bahan kimiawi.

Tapi apa yang terjadi? Hasil pertanian memang berlipat kali pada awal-awal pertanian direvolusi. Tapi setelah itu terjadi masalah terjadi di sana-sini. Tanah menjadi miskin hara karena pupuk yang tak alami. Pestisida tuk berantas hama membuat kesehatan manusia tak baik rohani dan jasmani.

Kini siklus berbalik kembali. Pertanian alami dan organik dianjurkan kembali. Hasil-hasil pertanian alami dan organik malah jadi produk elit dan mahal dan diekspor juga ke luar negeri. Alam kembali akan lestari dan petani pendapatannya bisa naik sekian kali.

Tapi tak apalah itu terjadi. Memang manusia harus mengalami tragedi baru kembali ke hukum-hukum alami. Hukum alami yang sebenarnya memang sudah tertata karena ia sesungguhnya adalah ciptaan Illahi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline