Sang guru rohani menasehati seorang lelaki yang merasa menanggung beban berat karena penuh dosa.
Usahlah engkau terbebani dosa hai lelaki yang merana. Kita manusia memang tak ada yang sempurna.
Jatuh ke dalam dosa sudah biasa. Yang terpenting mintalah ampun pada yang Kuasa. Tuhan itu Maha mengampuni asalkan manusia benar-benar menyesali kesalahan dan dosa-dosanya. Dan yang lebih penting ia berusaha tak mengulangi dosa-dosa dan kesalahannya. Ibarat berjalan maka harus berbalik arah 180 derajat, jika semula berjalan ke arah selatan kini ke utara. Ibarat manusia, meski tak enak, maka engkau bak dilahirkan kembali dengan paksa
Tapi janganlah engkau mengingat-ingat masa lalumu dimana engkau melakukan kesalahan, kebodohan, atau bertindak dosa. Masa lalu biarlah menjadi masa lalu yang sudah jadi lagu lama. Yang penting adalah masa kini dan masa depan di mana engkau harus berlaku utama.
Kerjakanlah juga perbuatan baik untuk silih atas kesalahan dan dosa. Bukalah telinga dan matamu lebar-lebar untuk melihat ke lingkungan dan sekelilingmu juga. Jika di jalan, relakanlah sedikit rejekimu untuk mereka yang minta-minta Jika ada tetanggamu yang bersedih, hiburlah dia. Jika ada kucing di jalanan yang kelaparan, berilah dia makan karena dia ciptaan Tuhan pula. Bagikan nasi bungkus pada mereka yang membutuhkan di jalan-jalan, entah tukang becak, penyapu jalan, atau para tunawisma.
Lalu pulanglah lelaki pendosa itu dengan hati tenang dan perasaan lega.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H