Dalam dunia pemberitaan atau pers ada pepatah: berita atau peristiwa buruk adalah berita yang baik adanya. Artinya peristiwa yang buruk bagi dunia pers seringkali merupakan berita yang baik karena menarik banyak pembaca.
Namun media waktu itu sebelum ramainya media online dan media sosial ada sensor yang ketat terhadap berita. Harus ada ijin terbit bagi media. Ada kewajiban melakukan cek dan ricek sebelum dimuatnya berita. Ada kewajiban meliput dari dua sisi pandang atau lebih supaya berita lebih berimbang adanya.
Namun kini jauh berbeda. Siapapun bisa membuat blog atau media. Tanpa ijin juga. Siapapun bebas mengunggah berita entah benar entah hanya sensasi dan bohong belaka. Siapapun bebas punya media sosial yang beraneka dan bebas mengunggah apa saja.
Dalam situasi pandemi corona saat ini, orang bisa mengalami stress dan tekanan jiwa. Karena membaca berita yang banyak dan banyak berita buruknya. Ada beberapa yang benar, tapi tak sedikit yang bohong belaka.
Maka berita buruk khususnya yang bohong tentang pandemi bagi yang tak tabah hatinya dan bagi penderita adalah pandemi yang lain yang tak kalah kejamnya.
Maka bijaksanalah mengkonsumsi berita. Kalau perlu baca saja berita yang baik sehingga membuat bahagia. Hati yang bahagia adalah obat yang mungkin lebih kuat dari segala macam obat yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H