Lelaki itu dengan setia menjadi kertas A4 polos sebagai kertas surat. Tiap kali kertas itu ditulisi pena yang tak lain adalah kekasihnya.
Ada beragam cerita tertulis di sana. Cerita tentang keluh kesah sang wanita soal jalan hidupnya. Ada cerita sederhana tentang makan bersama. Ada cerita gembira ketika si lelaki diterima kerja. Tetapi ada juga pertengkaran karena curiga ada orang ketiga, yang bisa diselesaikan baik-baik saja.
Sampai suatu ketika pena itu berhenti menulis di atas kertas surat itu.
Rupanya kertas suratnya sudah berganti. Kertas merah jambu yang berhiaskan bunga-bunga. Tentu lebih mahal harganya. Cerita curiga orang ketiga terbukti juga.
Lalu bagaimana nasib kertas surat yang lama? Ternyata ia disobek-sobek dan dibuang di tempat sampah.
Sang pena lebih bahagia tetapi kertas surat lama merana dan tinggal menjadi kisah purba yang menorehkan luka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H