Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Bumi Dulu dan Kini

Diperbarui: 5 Juni 2021   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi menangis (sumber gambar: cikimm.com)

Pada awal mula dunia, bumi seisinya diciptakan serasi oleh Yang Ilahi. Gunung dibuat indah menjulang tinggi. Danau tercipta tenang dan sunyi. Sungai mengalir sampai jauh ke ujung yang asri.

Diberikan pada manusia gratis tanpa kompensasi

Tapi apa kini yang terjadi?

Bumi telah penuh dengan polusi. Sebab ego untuk menguasai dan mengeksploitasi lebih besar dari keinginan menjaga alam tetap lestari, Hanya industrialisasi, komersialisasi, dan profit yang dicari. Pohon dan hutan ditebangi demi sesuap nasi.

Akibatnya ikan-ikan berlari menghindari air yang tercemar industri. Burung-burung kebingungan mencari pohon-pohon tuk bersarang dan melindungi diri. Manusia sudah lama bersahabat secara terpaksa dengan lingkungan hidup yang jauh dari lestari.

Tapi anehnya jika terjadi bencana alam, alamlah yang justru dicaci. Manusia tak sadar diri bahwa itu kesalahan diri.

Lalu datanglah pandemi. Untuk sementara eksploitasi bumi terhenti. Alam bisa bernafas dan memulihkan diri. Tapi dengan vaksinasi maka segera saja aktivitas manusia kembali. Bumi kembali menahan nyeri.

Maka sudah saatnya manusia berefleksi untuk mengekang diri. Jika tidak, perlukah Tuhan mengirimkan lagi pandemi?

(Puisi memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline