Lelaki itu- kalau bisa- ingin memutar kembali waktu yang telah berlalu. Di masa-masa di mana ia masih mempunyai kekasih yang amat mencintainya dengan lugu. Tapi gadis itu telah berlalu karena ia dungu di waktu itu.
Terlintaslah beberapa kesalahan yang pernah dilakukannya. Ia tak pernah memberikan setangkai bunga, padahal gadis mana yang tak mau menerima bunga sebagai tanda cinta? Tak pernah pula dipeluknya sang gadis, padahal pelukan adalah sebuah tengara. Tak pernah juga dilewatkannya waktu-waktu berharga bersama gadis pujaannya, misal di hari ulangtahun gadisnya.
Ego kelelakiannya sering tak mau dikalahkan oleh rasa dan naluri sang wanita. Padahal wanita selalu ingin dimengerti dan dimanja. Tapi kini sudah terlambat. Gadisnya sudah menikah dengan pria yang tak sedungu dia.
Satu tekadnya jika ada wanita kelak yang mendatanginya, ia tak akan mengulang kedunguannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H