Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Banjir Jakarta

Diperbarui: 21 Februari 2021   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kedai kopi di Kota Lama Semarang, beberapa lelaki asyik berbicara. Tentang banjir Jakarta.

Seorang lelaki berkata: untuk apa bicara banjir Jakarta? Toh itu bukan kota kita, bukan tanggungjawab kita. Tapi yang lain membantah: lho, Jakarta itu ibukota negara. Muka kita di dalam negara dan di depan dunia. Urusan kita juga sebagai warga negara.

Lalu pembicaraan bergeser ke sebab dan siapa bersalah dan bertanggungjawab. Seseorang berkata: itu salah alam. Hujan sangat deras, dan ada kiriman dari luar daerah. Yang lain berkata: ah itu alasan belaka. Gubernurlah yang bertanggungjawab. Tak ada langkah cegah. Buktinya gubernur sebelumnya bisa.

Diskusi jadi panas. Lalu seseorang menengahinya dan berkata: ah sudahlah, tak ada guna kita bicara. Tak mengubah apa-apa. Suara warga Jakarta saja tak dudengar, apalagi kita. Malahan kata partai pendukungnya prestasi gubernur sekarang lebih baik dari gubernur sebelumnya.

Dan diskusipun bubar tanpa kesimpulan apa-apa. Kebetulan malam semakin larut dan hujan segera tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline