Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Ngesti Pandowo dan Sri Wanito yang Hilang

Diperbarui: 20 Desember 2020   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teringatlah lelaki itu akan masa kecil di kota kelahirannya Semarang.

Kala itu ia sering menonton wayang orang di dua gedung namanya Ngesti Pandowo dan Sri Wanito. Ayahnya yang sering mengajaknya menonton di dua gedung itu secara bergantian tergantung jadwal.

Cerita Mahabarata yang paling digemarinya. Terkhusus epiode perang Baratayudha. Ketika Pandawa sang kebaikan harus melawan Kurawa sang kejahatan. Pada akhirnya memang Pandawa yang harus menang karena tak lazim dalam semua pertunjukkan kejahatan menang terhadap kebaikan. Tapi baginya yang menarik adalah tokoh abu-abu. Mereka yang ada di pihak kurawa tetapi berhati baik dan terpaksa membela karena hutang budi atau yang lainnya. Misal Sang Adipati Karna yang membela Kurawa sebab tak diakui oleh Dewi Kunti sebagai anak karena hubungan gelapnya dengan Betara Surya dan dibuangnya sang Adipati. Kurawalah yang kemudian memberinya kedudukan istemewa sebagai adipati dan panglima perang.

Tapi kini Ngesti Pandawo dan Sri Wanito tak ada lagi. Tak ada lagi yang menghargai seni tradisional seperti wayang orang. Orang lebih senang menonton film lewat aplikasi digital. Lebih senang super hero dari barat daripada para kesatria di dalam cerita wayang.

Jaman memang sudah berubah. Tak ada tempat lagi untuk rasa sesal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline