Ini benar terjadi pada lelaki itu dan sang isteri.
Lelaki itu penulis pusi dan sang isteri adalah seorang direksi.
Bisa dibayangkan penghasilan isteri bisa sekian kali lipat dari si suami. Ribut kerap terjadi. Sang isteri merasa sah mendominasi.
Sehari-hari, sang lelaki hanya melamun, mencari inspirasi demi terciptanya sebuah puisi yang sering tak berujung pasti. Sementara sang isteri, setiap kali, sibuk berdandan seksi karena harus rapat dengan beberapa pejabat negeri.
Tak ada waktu lagi tuk merajut dua hati yang kian jauh kini. Tak lahir pula permata hati yang bisa merakit kembali kedua nurani.
Lalu bahaya mengintip mengintimidasi. Sang isteri sibuk dengan pemuda perlente, gagah, dan setia menemani. Sementara sang suami merasa nyaman dengan gadis asisten rumahtangga yang telaten mendengar keluhannya tentang isteri dan puisi yang kerap gagal terealisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H