Lihat ke Halaman Asli

Dr. Nugroho SBM MSi

Saya suka menulis apa saja

Selamat Jalan Pak Arief Budiman

Diperbarui: 23 April 2020   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sosilog terkemuka Prof Dr. Arief Budiman baru saja meninggal dunia di usia yang ke 79. Penyebab mennggalnya adalah karena penyakit Parkinson yang dideritanya yang menyebabkan komplikasi penyakit lainnya.

Saya termasuk pengagum beliau dengan sikapnya yang keras dan konsisten serta tulisan-tulisannya yang jernih dan enak dibaca walaupun yang disampaikannya adalah sesuatu yang berat.

Sikapnya yang keras tampak ketika sejak mahasiswa di bawah rezim Soeharto dia menentang berbagai kebijakannya. Dia merupakan salah satu tokoh demonstrasi besar-besaran menentang kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka dalam rangka Penanaman Modal Asing ke Indonesia di tahun 1974. 

Demo itu dikenal dengan peristiwa MALARI. Akibat demo itu banyak aktivis mahasiswa ditangkap dan dipenjara, termasuk Arief Budiman. Setelah keluar dari penjara, dia melanjutkan studinya ke AS.

Sepulang dari studi Dia pernah menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah. Dia pernah menentang Pemilu Orde Baru yang menurutnya merekayasa demokrasi dengan memaksakan jumlah partai politik hanya 3 yaitu Golkar, PPP, dan PDI. 

Itupun Golkar yang selalu dianakemaskan dan selalu menang dalam Pemilu yang penuh rekayasa.Maka dia mendirikan gerakan yang dinamakan GOLPUT atau golongan pputih alias tidak mememilih dalam pemilu. Istilah Golput dipakai untuk menentang Golkar sebagai partai pemerintah.

Ketika zaman reformasi tiba, banyak paartai politik didirikan. Yang saya salut adalah ketika Pak Arief Budiman dalam wawancaranya dengan sebuah media massa mengatakan bahwa dia akan memilih karenaa sudah banyak partai politik dan demokrasi tidak semu lagi. Ini bukti sikap konsistennya. 

Banyak aktifis yang menurut saya asal menentang pemerintah dan asal kritis. Tetapi Pak Arief bukan yang seperti itu. Belliau selalu konsisten dengan sikap dan pilihana dan pilihana itu rasional.

Pada saat terjadi kemelut pemilihan rektor UKSW, Pak Arief termasuk penentang rektor terpilih karena dianggap pemilihannya tidak fair. Kemudian beliau mogok mengajar dan akhirnya bersama Ariel Heryanto, George Junus Aditjondro dikeluarkan dari UKSW tetapi kemudian justru mendapat tawaran mengajar di Australia.

Meskipun sikapnya keras, tetapi dalam salah satu tulisannya dia mengatakan bahwa adiknya yang jugaa aktifis mahasiswa yaitu Soe Hok Gie justru sikapnya lebih keras. 

Pak Arief mengatakan bahwa salah satu sikap keras adiknya adalah sampai akhir hayatnya adiknya tetap memakai nama tionghoa yaitu Soe Hok Gie, sementara pak Arief sendiri berganti nama dari nama aslinya yaitu Soe Hok Djin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline