Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Purbohandoyo

menulis lepas, menulis apa saja

Simak Ini Informasi Bahaya Cacing Kremi

Diperbarui: 14 November 2022   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokter Titik Kusumawinakhyu M Biomed, Anggota Tim Litbang RSI banjarnegara Jawa Tengah. Dok Pri



BANJARNEGARA
- Hati-hati, pada umumnya  cacing kremi bisa menyerang anak-anak yang berusia 5 tahun hingga 14 tahun. Meski tidak menutup kemungkinan serang dewasa dan balita.

Dokter Titik Kusumawinakhyu M Biomed, Anggota Tim Litbang RSI banjarnegara Jawa Tengah menjelaskan seputar cacing kremi, atau kecacingan cacing kremi.Untuk diketahui, cacing ini mempunyai nama Enterobius vermicularis. Dapat juga dikenal dengan, Buttworm, Pinworm, Threadworm dan Seatworm,
 
"Jenis cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui minuman, makanan, debu yang mengandung telur dan dapat menempel di pakaian, sofa, karpet yang penuh dengan telur cacing kremi. Telur tersebut masuk ke usus dan dapat hancur oleh enzim di usus, akan tetapi telur yang tidak hancur dan masih utuh dapat menetas menjadi larva," ujarnya.
.
Se,mentara ia mengungkapkan, fase hidup cacing kremi dapat mengganggu kesehatan apabila telur yang bertahan menetas di usus, kemudian, cacing kremi jantan akan membuahi cacing betina. Setelah membuahi cacing betina, cacing jantan akan mati dan keluar bersama kotoran manusia.  

"Sedangkan cacing betina yang sudah dibuahi akan terus hidup dan ditubuhnya terdapat banyak sekali telur, dan akan turun ke kolon sampai anus, serta menyimpan telurnya di bagian kulit yang terletak antara anus dan dapat juga sampai pada bagian  kulit atau otot antara jalan luar kemaluan pada wanita dan anus, di tempat itulah telur biasanya akan disimpan,' jelas alumnus Fakults Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang ini.

Untuk efek yang dirasakan pada fase tersebut adalah rasa gatal di sekitar anus ataupun pada wanita dapat di bawah jalan masuk organ wanita bagin luar. Karena adanya infeksi parasite, tubuh mengeluarkan mediator kimia, seperti histamine. Gatal yang sangat akan membuat anak menjadi rewel dan terkadang dapat demam, karena luka lecet di sekitar anus. Pada wanita dapat menyebabkan radang pada saluran telur.

Kecacingan menjadi faktor penyebab gizi buruk dan stunting, ibu hamil yang terinfeksi dapat melahirkan bayi dengan berat badan rendah, karena kecacingan akan mengganggu penyerapan gizi di usus. Selain itu kondisi infeksi menyebabkan peradangan daerah dekat jalan lahir.

Meskipun kecacingan akibat cacing kremi ini tidak utama menyebabkan stunting, akan tetapi jika sanitasi air atau makanan dan lingkungan terinfeksi cacing kremi, maka akan mempengaruhi status gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

"Cara efektif untuk mencegah kejadian kremian ini adlah personal hygiene atau kebersihan personal, selain itu yang dilupakan adalah kebersihan tempat tidur anak, sprei dibersihkan, diganti secara berkala 2 sampai 4 kali seminggu, demikian juga selimutnya. Mainan yang bersih, minuman yang tidak terkontaminasi debu, makanan yang tertutup dengan baik, serta yang terpenting meminum obat cacing secara teratur. Minumlah obat cacing setahun dua kali, dimulai jika usia anak lebih dari 2 tahun. Guntinglah kuku setiap Jumat secara rutin, untuk mengurangi bersarangnya telur cacing di kuku," tandasnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline