Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Purbohandoyo

menulis lepas, menulis apa saja

Sekilas Demam Berdarah, Gejala hingga Pencegahan

Diperbarui: 26 September 2022   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokter Masrurotut Daroen atau Dokter Rury yang sehari-hari bekerja di RSI Banjarnegara Jawa Tengah. Dok Pri

BANJARNEGARA - Dokter Masrurotut Daroen atau Dokter Rury yang sehari-hari bekerja di RSI Banjarnegara Jawa Tengah, menjabarkan jika demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk.

"Aedes aegypti adalah nyamuk yang paling sering menyebarkan penyakit ini melalui gigitannya," katanya.

Gejala Demam Berdarah

Begitu infeksi terjadi setelah gigitan nyamuk, dalam waktu 4 hingga 7 hari orang tersebut akan mengalami demam tinggi yang tiba-tiba. Demam juga bisa disertai dengan ruam merah yang muncul di sekujur tubuh.

Setelah beberapa hari, ruam kedua yang mirip dengan campak mungkin muncul. Ketidaknyamanan dan peningkatan sensitivitas kulit sering dialami karena ruam. Beberapa gejala umum lainnya mungkin termasuk kelelahan, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, paling sering di belakang mata, pembengkakan kelenjar getah bening, mual, dan muntah.

Perlakuan

Demam berdarah tidak memiliki pengobatan khusus. Hanya gejala penyakit yang dikendalikan menggunakan obat-obatan tertentu. Dalam kasus demam tinggi, Acetaminophen (Tylenol) mungkin akan diresepkan. Adalah penting bahwa pasien menghindari Aspirin selama periode ini. Karena dehidrasi sering terjadi selama penyakit, penting untuk memberikan cairan kepada pasien ketika tanda-tanda dehidrasi terlihat.

Pencegahan

"Karena penyakit ini disebabkan oleh nyamuk, meminimalkan paparan nyamuk adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit," jelas Rury.

Penggunaan obat nyamuk, kelambu dan pakaian yang lebih lengkap dapat membantu mencegah gigitan nyamuk. Bepergian ke daerah tropis saat aktivitas nyamuk minimal juga bisa membantu. Pemerintah setempat juga dapat melakukan program pemberantasan nyamuk untuk mengurangi risiko infeksi di sekitarnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline