BANJARNEGARA - Tes buta warna biasanya dilakukan saat membuat SIM, mendaftar sekolah, mendaftar bekerja dan lainnya. Tapi apakah sudah tahu apa itu buta warna?
Simak penjelasan Dokter Spesialis Mata RSI Banjarnegara Jawa Tengah, dr Agus Setyawan SpM. Bagaimana sebenarnya buta warna bisa terjadi? Mungkinkah seseorang buta warna?
"Buta warna atau kekurangan penglihatan warna adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengetahui perbedaan antara beberapa warna," kata dokter yang akrab disapa dokter Wawan ini.
Buta warna disebabkan oleh gen bawaan dan juga dapat terjadi karena kerusakan mata, saraf dan otak atau paparan bahan kimia.
"Retina manusia memiliki dua jenis sel cahaya. Sel batang yang aktif dalam cahaya redup dan sel kerucut yang aktif dalam cahaya siang hari biasa," jelas Wawan.
Menurutnya, pada mata normal, ada tiga jenis sel kerucut yang mengandung pigmen berbeda. Pigmen ini diaktifkan ketika menyerap cahaya. Kapasitas penyerapan kerucut berbeda, yang satu peka terhadap panjang gelombang pendek, yang satu peka terhadap panjang gelombang sedang dan yang lain peka terhadap panjang gelombang panjang. Kapasitas penyerapan ketiga sistem ini mencakup sebagian besar spektrum yang terlihat.
"Warna yang berbeda dikenali ketika jenis kerucut yang berbeda dirangsang ke tingkat yang berbeda. Misalnya, lampu merah merangsang kerucut panjang gelombang panjang. Ketika panjang gelombang dikurangi, dua kerucut lainnya semakin terstimulasi yang menyebabkan perubahan warna menjadi biru," paparnya.
Menurutnya, gen yang terlibat dalam penglihatan warna adalah kromosom X. Buta warna lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan karena fakta bahwa laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sedangkan perempuan memiliki dua.
Buta warna bisa diturunkan dan bisa bawaan. Orang yang buta warna sejak lahir bisa buta warna seumur hidupnya tergantung mutasinya. Dalam beberapa kasus, buta warna tertentu dapat berkembang menjadi kebutaan dan terkadang seseorang menjadi buta total. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H