Lihat ke Halaman Asli

Nugroho Purbohandoyo

menulis lepas, menulis apa saja

Dokter Cantik Ini Jelaskan Soal Bau Badan, Penyebab, dan Cara Menguranginya

Diperbarui: 22 Agustus 2022   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokter Hening Widiawati Dokter RSI Banjarnegara, Jawa Tengah Dok Pribadi

BANJARNEGARA - Dokter Hening Widiawati dokter RSI Banjarnegara Jawa Tengah tentang bau badan, mari simak penjelasan dokter alumnus Fakultas Kedokteran Unissula ini.

"Bau badan disebabkan ketika keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin dipecah oleh bakteri yang hidup di permukaan kulit. Keringat apokrin mengandung protein dan lipid yang disukai bakteri," katanya.

Hasil akhir dari proses ini adalah senyawa limbah berupa sulfida, asam propionat dan asam isoverat. Masing-masing ditemukan pada berbagai tingkat keringat, dan masing-masing memiliki bau berbeda yang paling sering kita kaitkan dengan bau badan.

Senyawa belerang - cenderung memiliki bau yang mirip dengan bau telur busuk.

Asam Proiponic - mengeluarkan bau yang sebanding dengan cuka.

Asam isoverat - sering dibandingkan dengan aroma keju tua.

"Selain interaksi antara keringat dan bakteri, faktor lain penyebab bau badan berasal dari dalam tubuh. Misalnya, sebagian besar dari apa yang dimakan. Makanan mengandung berbagai jenis senyawa. Makanan tertentu cenderung mengandung sulfida dalam jumlah tinggi yang diserap ke dalam tubuh saat makanan dicerna. Sulfida ini menemukan jalan keluar dari tubuh melalui lubang seperti lubang di kulit, dan melalui mulut," katanya.

Penyebab Umum Bau Badan

"Seperti yang kita ketahui, keringat dan makanan adalah alasan utama yang menyebabkan kita bau. Namun, sejauh mana pengaruhnya terhadap bau badan bisa sangat berbeda dari orang ke orang. Faktor lain dapat mencakup kondisi medis tertentu juga," jelasnya.

Biologis & Genetik

Etnis, orang-orang keturunan Asia Timur secara alami memiliki kelenjar keringat apokrin lebih sedikit daripada etnis lain, dan dengan demikian mengalami lebih sedikit masalah dengan bau badan. Jelas, jika ada lebih sedikit keringat apokrin yang diproduksi, ada lebih sedikit bahan bagi bakteri untuk terurai menjadi senyawa bau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline