Lihat ke Halaman Asli

Merdeka Belajar: Racikan Pembelajaran Berdiferensiasi ditambah Racikan Pembelajaran Sosial Emosional Menghasilkan Menu Pembelajaran yang Efektif

Diperbarui: 3 April 2023   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibarat seorang koki yang sedang memasak, gurulah yang akan menentukan kualitas pembelajaranya dikelas, dia bertugas mengelola pembelajaran menuju sebuah hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kualitas pembelajaran sangat tergantung terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru dikelas, guru akan berusaha bagaimana siswanya dapat menerima materi pembelajaran yang diajarkanya. Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan bagi guru untuk memberikan pembelajaan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan siswa. Dalam hal ini guru diberikan keleluasaan untuk mengajar sesuai dengan kebutuhan siswanya yang berbeda-beda tingkat penguasaan materi dan sosial emosionalnya. Perbedaan penguasaan materi pada siswa dapat diselesaikan dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi sedangkan pembelajaran sosial emosional dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman (wellbeing) selama pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid, kebutuhan dasar yang dimaksud terdiri dari tiga aspek yaitu: kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid. Kesiapan belajar yang dimaksud disini adalah kesiapan siswa secara individu dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, dimana murid mempunyai kapasitas untuk mempelajari materi, konsep dan keterampilan baru. Aplikasi dari kebutuhan ini dilakukan guru dengan melakukan sebuah tes kepada murid untuk selanjutnya dilakukan pengelompokan dalam rangka proses pembelajaran yang efektif. Tujuan identifikasi ini untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajarannya sehingga murid terpenuhi kebutuhan belajarnya. Minat murid yang dimaksud adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah pada situasi/obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan tertentu. Minat dibagi menjadi dua yaitu minat situasional dimana minat terjadi pada saat-saat tertentu, hal ini terjadi peningkatan perhatian, upaya dan pengaruh. Minat yang kedua adaalah minat individu yaitu minat dalam jangka waktu lama dengan obyek tertentu. Sedangkan profil belajar yang dimaksud adalah faktor-faktor yang mempengaruhi profil belajar murid misalnya pada prereferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, gaya belajar (audio visual, visual dan kinestetik) dan prereferensi tentang kecerdasan majemuk.

Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama dalam satu kelas. Cara mengidentifikasi kebutuhan murid dapat dilakukan guru mulai dari melakukan pengamatan perilaku murid, melakukan penilaian awal, mengamati penyelesaian tugas, membaca raport murid, bertanya tentang masalah-masalah yang dihadapi dan sebagainya. Ciri-ciri atau kerakteristik pembelajaran berdiferensiasi diantaranya adalah terciptanya lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, adanya kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan dalam proses pembelajaran, guru menanggapi atau merespon apa yang menjadi kebutuhan belajar murid, dan adanya manajemen kelas efektif.

Strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan guru dengan melakukan tiga cara:

Diferensiasi Content, dimana apa yang diajarkan kepada murid berdasarkan tanggapan kesiapan belajar murid, minat murid, profil murid ataupun kombinasi dari profil dan kebutuhan murid.

Diferensiasi Proses, prinsip diferensiasi ini adalah bagaimana murid akan memaham/memaknai apa informasi yang diberikan, proses yang perlu disiapkan apakah mandiri atau kelompok dan harus memperhatikan siapa yang diberi bantuan dan siapa yang tidak perlu diberi bantuan

Diferensiasi Produk, produk yang dimaksud disini adalah tagihan apa yang dihasilkan oleh murid yang harus ditunjukkan kepada guru/hasil pekerjaan/unjuk kerja.

Racikan yang kedua yang bisa dilakukan guru menuju pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran sosial emosional. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) mempunyai kepentingan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan akademik dan kesejahteraan sosial psikologis atau yang sering disebut Wellbeing. Kondisi wellbeing akan tercipta jika seluruh stakeholder mempunyai pemahaman yang sama tentang bagimana membuat pembelajaran sosial emosional disekolah sudah terbentuk menjadi sebuah kebiasaan. Dalam penerapan pembeljaran sosial emosional diajarkan kepada siswa tentang lima kompetensi yang ada dalam PSE yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi, dan keputusan yang bertanggungjawab. Penerapan PSE sebaiknya diterapkan di kelas, sekolah dan keluarga/komunitas, ketiga tempat penerapan tersebut harus saling mendukung antar satu dengan lainya. Dikelas diharapkan sebagai wahana untuk menumbuhkan dan melatih serta merefleksikan kemampuan sosial emosional, sedangkan di sekolah sekolah harus menciptakan kondisi yang mendukung pelaksanaan PSE. Keluarga dan komunitas mempunyai kesempatan yang regular dan bermakna untuk membangun hubungan yang kolaboratif dalam mendukung perkembangan sosial emosional.

Penerapan yang akan saya lakukan dalam penerapan PSE diantaranya:

Lebih sering mengelola (jawa: ngaruhke) emosi yang sedang dirasakan siswa. Kita mungkin tidak tahu apa yang sedang dirasakan seorang murid saat kita melakukan pembelajaran, ada banyak kemungkinannya, ada yang diberi uang jajan yang kurang, ada yang sedang boring dengan tugas yang diberikan guru lain, atau malah ada yang sedang merasa bahagia karena baru mendapatkan kejuaraan sebuah lomba. Perasaan yang dirasakan anak tentu saja berbeda-beda, dengan mengetahui kondisi emosi siswa kita dapat mengidentifikasi secara dini apa yang harus dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaraan yang diinginkan untuk mencapai pembelajaran yang efektif.

Memberikan waktu yang lebih untuk berkomunikasi dengan siswa. Komunikasi dua arah merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang guru bersama siswanya. Apabila komunikasi dua arah sudah terjalin dengan baik maka hubungan psikologis sudah terbentuk dan selanjutnya membuat anak dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan bantuan atau tuntunan dari guru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline