Lihat ke Halaman Asli

Programmer itu Tabu dan Hina

Diperbarui: 5 April 2018   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Saya hobby membuat aplikasi berbasis web, bahkan kadang dapat job order dari hobby itu. Ketika sedang 'coding', biasanya saya pakai prombon daring bernama situs https://www.w3schools.com, dan mediatornya adalah koneksi milik PT Telkom, Indihome / Speedy.

Entah mengapa, dan tak tau bagaimana, sejak tanggal 4 April 2018 jam 15:00 WIB, saya tidak lagi bisa dengan leluasa membuka primbon itu. Setiap kali saya buka situs itu, pasti yang kebuka adalah situs infotainment mercusuar dot uzone dot id.

Apakah coding bikin aplikasi web itu sekarang sudah jadi hal tabu ? ataukah merupakan indikasi radikalisme dan terorisme ? Mungkin saja, tapi persisnya nggak tau juga. Saya cuma tahu, situs infotainment itu dikelola oleh negara. He he .... idenya menarik juga, sarana proxy berisi berita-berita hiburan dari para pesohor. Mungkin itu untuk meredam pikiran-pikiran kesal, jengkel, dan marah kepada redaksi/penerbit infotainment itu saat aksesnya dipenjarakan. 

Ya memang, waktu si pengakses marah, dia mikirnya "gimana sih maunya pemilik infotainment ini .. ?". Dan ya memang, jawabannya selalu di antara: au ah lap, mbuh gak weruh, bodo amat, nggak jelas, dan jawaban serupanya. Mentook. Atau ini karena dawuh informal, " Jangan Coba-Coba Membikin Google Tandingan, atau .. jangan coba-coba kita membikin Alibaba tandingan" ? Hem.... entahlah.

Yang pasti dibutuhkan adalah solusi. Solusi sementara untuk menyiasati adalah melalui akses gorong-gorong (tunnel). he he ... jadi pelanggan telkom yang mau buka pribon w3school, harus berubah wujud jadi tikus got dulu itulah hinanya. Ada banyak layanan tunnel gratis, tentu dengan quota terbatas. Dan yang pasti pula, tetap berprasangka baik, semoga primbon itu segera "dihalalkan" kembali.

Apakah perlu menyangkut-pautkan isyu ini dengan kekuasaan? Maksudnya dengan menjustifikasi bahwa penghalauan primbon ini adalah ulah manusia di kisaran kekuasaan. Ya ... kira-kira biar tahun politik semakin "semleget" alias panas membara. Bukankah ada sekalangan yang ingin ganti rejzim ? Ah... tidak perlu (dulu) sampai ke situ. 

Siapapun pemilik rejzimnya, primbon itu cuma mainan segelintir punggawa dari oknum durna atau sengkuni di sekitar kekuasaan. Tidak ada jaminan di rejzim yang beda, hal beginian tidak akan terulang. Yah ... sabar saja. Kalaupun hal semacam ini sudah bikin mendidih ubun-ubun ... ya terserah. Kalau kebetulan cukuup tajir, mungkin sewa saja Roy Kyoshi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline