Lihat ke Halaman Asli

Nugrh Adi GG

Analis Penelitian dan Pengembangan Bappeda Temanggung

Kampoeng Ulin Majapahit di Negeri Bringen Temanggung

Diperbarui: 19 September 2022   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Seiring dengan perkembangan Zaman dan Teknologi saat ini budaya luhur nenek moyang banyak yang dipandang sebelah mata oleh generasi muda sekarang,mereka cenderung asyik dengan kehidupan mereka dan hampir condong meniru gaya orang barat yang notabennya berbeda adat istiadat dan tata cara hidup bahkan banyak gaya/style orang barat tersebut yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya nusantara.

Hal ini juga berpengaruh di wilayah kampung ini banyak anak-anak muda yang enggan merawat budaya asli daerah ini mereka lebih cenderung asyik dengan gadget mereka dan berpengaruh kepada lonjakan bekerja diluar daerah yang dianggap mereka lebih menjanjikan baik secara ekonomi maupun gaya hidup perkotaan yang lebih bebas.

Dengan berkurangnya generasi muda di kampung ini semakin mengurangi generasi-generasi penerus budaya leluhur yaitu mengolah ijuk yang menjadi warisan budaya mereka semakin berkurang dan dikhawatirkan punah.

Konservasi lahan telah menjadi pusat perhatian Pemerintah Kabupaten Temanggung, karena keberadaan wilayahnya berada di pegunungan yang berpotensi dengan rawan longsor. Sabuk Gunung merupakan program unggulan pemerintah dalam rangka menggerakan masyarakat Temanggung untuk secara bersama-sama peduli melindungi lahan agar tetap hijau dan lestari melalui gerakan menanam penghijauan dilahan-lahan kritis sebagai penahan longsor dan menjaga ketersediaan air.

Dari berbagai jenis tanaman konservasi salah satu yang dikembangkan adalah tanaman yang mempunyai nilai sosial dan ekonomi tinggi yaitu pohon aren. Masyarakat Kabupaten Temanggung sudah familier dengan pohon aren yang mempunyai manfaat luar biasa baik mulai dari akar, batang pohon, daun, buah, ijuk dan niranya bila diolah dengan baik, namun pohon tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan sumber daya manusia terkait dengan manjemen pengelolaan pohon aren.

Salah satu pengembangan edukasi pohon aren yang dilaksankan oleh pemerintah adalah mendorong pengembangan pengolahan kerajinan dari bahan baku ijuk. Lebih dari 190 Kepala Keluarga dari sejumlah 223 Kepala Keluarga di Dusun Bringin Desa Tegalsari Kedu mempunyai ketrampilan membuat berbagai kerajian dari bahan baku ijuk aren dibuat berbagai peralatan rumah tangga, seperti tali majapahit, sapu, sikat, dan lain-lain. Walaupun membuat kerajinan dari ijuk bukan merupakan pekerjaan utama masyarakat Bringin namun penghasilannya sangat membantu untuk mencukupi kebutuhan keluarga dimana setiap pekannya rata-rata setiap kepala keluarga mendapat tambahan antara Rp. 250.000,- -- 400.000,-.

Untuk meningkatkan daya saing produk lokal, Inventor mengembangkan produk ijuk unggulan yang tidak dimiliki daerah lain yaitu Tali Majapahit. Dengan dikembangkannya Tali Majapahit ternyata dapat meningkatkan konsumen yang tertarik dengan produk tali tersebut, dimana tali tersebut sangat bagus untuk berbagai tali temali seperti dapat digunakan untuk mengikat pembuatan Gazebo, untuk budidaya ganggang air, untuk penangkal binatang dll. Selain itu karena pembuatan kerajinan dari bahan ijuk mempunyai nilai historis yang tinggi dan berjalan dari generasi ke generasi inventor mengembangkan Dusun Bringgin menjadi wisata edukasi dengan nama Kampoeng Ulin Majapahit di Negeri Bringin, yang menggambarkan bahwa Masyarakat di Dusun Bringin mengembangkan dan melestarikan produk kerajinan tali/tambang peninggalan masa Majapahit yang masih lestari hingga sekarang.

Dengan adanya Kampoeng Ulin Majapahit di Negeri Bringin masyarakat Bringin akan mendapat tambahan pemasukan dari proses pembelajaran pembuatan tali, dan juga produk-produk yang lain yang dapat mendukung wisata edukasi untuk kepentingan pengunjung.

Kampoeng Ulin Majapahit di Negeri Bringin telah memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarkat Desa Tegalsari dan sekitarnya dan membuka lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi pengangguran di Kabupaten Temanggung. Dampak peningkatan ekonomi secara langsung dapat dirasakan oleh para pengrajin ijuk dan secara tidak langsung dapat dirasakan oleh pekerja dan pemilik pohon aren sebagai penghasil ijuk.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline