Lihat ke Halaman Asli

Setelah Impor Minyak, Sapi, dan Kapal, What Next Mr.Presiden?

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Impor Daging dan Kapal, What Next Mr.Presiden ? Lawatan Pak Presiden sukses dengan launching proyek impor-mengimpor yang mulai meramaikan bursa perdagangan regional. Setelah KTT di China dilanjutkan ke Australia, hasil MoU akhirnya terpublikasikan. Impor 200.000 sapi dari Australia, impor 500 kapal dari Cina plus minyak dari Benua Afrika. Tampaknya swasembada mulai dialihkan dari swasembada dalam negeri menjadi swasembada impor atau men-swasembadakan negara luar. Proyek impor tidak hanya membuat neraca perdagangan regional menjadi semakin minus, namun juga mematikan keran produksi dalam negeri. Sungguh disayangkan, bangsa yang begitu besar dengan segala potensinya baik dari segi peternakan (sapi) maupun produksi galangan kapal justru dimatikan dengan proyek impor-mengimpor. Sepertiga dari jumlah perusahaan galangan kapal China diperkirakan bangkrut dalam kurun lima tahun karena kesulitan untuk mendapatkan pesanan akibat membludaknya pasok kapal global. Perusahaan galangan kapal di negara dengan jumlah perusahaan terbesar di dunia tersebut mengalami kesulitan dalam mendapatkan pesanan dalam kurun waktu yang sangat lama, ujar Wang Jinlian, Sekjen Industri Galangan Kapal Nasional China dalam satu wawancara pada tahun 2013.

Produsen Galangan Kapan Dalam Negeri (sumber 2.bp.blogspot.com) Direktur Utama PT. Industri Kapal Indonesia (IKI-BUMN), Saiful A Bandung Bismono dan Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan menolak kebijakan impor kapal, karena industri dalam negeri mampu memenuhinya. Sedangkan di Australia telah ramai dari beberapa bulan lalu investor Indonesia menginvestasikan dananya dengan membeli beberapa peternakan sapi di Australia, dan kini dibeli kembali dengan APBN (uang rakyat) untuk membeli kembali dengan harga yang lebih mahal ? Politik dagang yang luar biasa. Mr. Presiden harus lebih berhati-hati dengan otak dagang di sekitarnya yang memanfaatkan mr. Presiden dengan bisikan yang mematikan kekuatan rakyat dan industri negeri. Jika terperosok permainan mafia dagang, maka Mr. Presiden Jokowi sendiri yang akan terkena imbas negatifnya. Semoga tidak ada lagi kebijakan impor dari Pak Presiden, karena hanya menguntungkan para broker dan produsen luar negeri, dan semoga bukan untuk mengejar balik modal capres kemarin dari tim mister Presiden Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline