Bahasa merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan dalam komunikasi antarbudaya. Indonesia dan Malaysia adalah dua negara tetangga yang memiliki banyak kesamaan dalam hal bahasa, budaya, dan sejarah. Bahasa resmi Indonesia adalah Bahasa Indonesia, sedangkan bahasa resmi Malaysia adalah Bahasa Melayu. Meskipun keduanya termasuk dalam satu rumpun bahasa, komunikasi lintas budaya antara Indonesia dan Malaysia seringkali dihadapkan dengan tantangan yang cukup besar. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu, baik dari segi kosakata, tata bahasa, maupun penyebutan. Perbedaan ini terbentuk karena adanya latar belakang sejarah, politik, dan perlakuan berbeda yang menyebabkan munculnya perbedaan tata bahasa, peristilahan dan kosakata, pengucapan, serta tekanan kata pada dua bentuk standar modern yang sekarang dipakai.
Perbedaan terjadi pada tataran pemahaman yang muncul dari kata tersebut dan demikian pula terjadi perbedaan cara penggunaannya dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Walaupun secara morfologis terdapat bentuk yang sama antara kata yang terdapat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, namun terkadang terdapat perbedaan dari segi makna yang diberikan pada kata tersebut oleh masing-masing pengguna. Hal ini menyebabkan terjadinya salah paham antara warga Malaysia dan Indonesia dalam berkomunikasi.
Terdapat banyak kosa kata yang sama, tetapi memiliki arti berbeda, yang dapat mengakibatkan kebingungan dalam komunikasi antarbudaya, terutama jika tidak dilakukan usaha untuk mencari tahu arti kata yang kurang familiar. Tantangan lainnya adalah perbedaan tata bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. Meskipun tata bahasa keduanya memiliki dasar yang sama, namun terdapat perbedaan dalam penggunaan kata ganti, penggunaan kata kerja, dan penyebutan kata benda. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman pesan yang ingin disampaikan. Terdapat pula dialek-dialek yang berbeda di dalam masing-masing negara yang dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan.
Misalnya seperti dalam percakapan di bawah ini:
Malaysia: Awak punya kereta pribadi?
Indonesia: Tidak, orang Indonesia tidak punya kereta pribadi, karena itu milik pemerintah.
Malaysia: Bagaimana mungkin? Itu kereta yang dikemudikan adikmu, bukan miliknya?
(kata "kereta" dalam bahasa Malaysia berarti "mobil" sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti "kereta api")
Perbedaan budaya dalam penggunaan bahasa dapat menjadi sumber konflik dalam komunikasi antar negara. Ada banyak perbedaan dalam budaya penggunaan bahasa antara Indonesia dan Malaysia, seperti tingkat keformalan dalam bahasa yang digunakan, penggunaan kata ganti orang kedua, dan penggunaan bahasa yang sopan. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan budaya ini dan memperhatikan konteks penggunaannya untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman yang tidak diinginkan.
Meskipun terdapat perbedaan tersebut, kerja sama dan dialog antara Indonesia dan Malaysia tetap dapat terjalin dengan baik melalui upaya-upaya yang diperlukan. Peran dari para pelaku komunikasi, baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat umum, sangat penting dalam mengatasi kesulitan tersebut. Peran ini dapat diwujudkan melalui pengembangan kemampuan berbahasa dan pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan-perbedaan yang ada.
Pada era globalisasi saat ini, pentingnya kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda-beda semakin meningkat. Peran bahasa sebagai alat komunikasi lintas budaya tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam hal ini, Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu sebagai bahasa tetangga harus tetap dijaga dan ditingkatkan penggunaannya sebagai upaya menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia serta mempererat hubungan antarbangsa di kawasan Asia Tenggara.